Yuk Belajar Membedakan Berita Hoax dan Berita Benar Media Sosial

0
172
Warga membubuhkan cap tangan saat aksi "Kick Out Hoax" di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/1). Aksi tersebut sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat perlunya menanggulangi penyebaran berita bohong (hoax), fitnah, hasutan, ucapan yang menimbulkan kebencian dan SARA yang belakangan ini marak di dunia maya. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

medanToday.com,NIASBARAT – Rizky Hesananda Lecturer dan Programmer mengatakan saat ini dunia digital saat ini membawa perubahan besar dan membuat kita mempercepat dan mengakali keadaan.

“Kita harus memiliki skill di dunia digital, misalnya memahami cara menggunakan sosial media dengan efektif, membedakan berita hoax dan berita benar, menggunakan dan memanfaatkan mesin pencarian, membuat dan mengelola konten digital, berbasis teks, gambar, video bahkan audio, promosi dan pemasaran digital, mampu menciptakan hubungan baik, Self-Phase Learning, serta memahami digital safety. Terapkan Think before Click, jaringan internet sangat luas, bisa menghubungkan kemana saja, harus dipikirkan dulu sebelum kita mengklik suatu konten,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital bertajuk Bijak Berekspresi di Dunia Digital di Nias Barat, 19 Juni 2021.

Pembicara kedua, Masrizal Umar, Chief Marketing Officer PT Spirit Inti Abadi memaparkan Pemerintah dan Kemenkominfo mengeluarkan empat modul dalam dunia digital yaitu cakap bermedia digital, budaya bermedia digital, etis bermedia digital dan aman bermedia digital. Keamanan digital meliputi pengamanan perangkat digital, pengamanan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital dan memahami keamanan digital bagi anak.

Strategi dalam peningkatan kompetensi keamanan seperti, membangun pengetahuan untuk memproteksi diri dan perangkat digital, membentuk kesadaran untuk saling melindungi antar warga digital, dan meningkatkan kesadaran dan kebiasaan untuk selalu waspada di dunia digital.

“Pastikan keamanan digital ini kita pahami dengan baik, hindari menyebarkan informasi pribadi seperti nama lengkap, tanggal lahir dan tempat tinggal atau nomor telepon,” terangnya.

Wakil Rektor 1 Universitas Dharmawangsa, Rahmat Hidayat menyampaikan Bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun maya.

Contoh cyberbullying misalnya menyebarkan kebohongan tentang seseorang, memposting foto memalukan, mengirimkan pesan atau ancaman, dan meniru atau mengatasnamakan seseorang.

“Ketika ingin membagikan sesuatu di media sosial terapkan : is it true? Is it helpful? Is it is it illegal? Is it kind? Is it necessary?,” katanya.

Berikut cara praktis menghindari berita bohong/hoax, bacalah berita hanya dari sumber yang layak dan dipercaya, baca dulu isi beritanya baru share ke media sosial, lihat alamat situs, bila mendapatkan informasi hoax, cek fakta, perhatikan narasumber yang dicantumkan, jangan menelan mentah-mentah informasi yang ditemukan di internet, jangan percaya dengan mitos yang tidak masuk akal yang disebarkan masyarakat, jangan mudah terprovokasi, dan selalu ingat bahwa tidak semua yang dibaca di media sosial itu benar.

Rektor Universitas Harapan Medan, Dr Emmy Erwina menjelaskan hal penting dalam beretika di sosial media antara lain, menggunakan bahasa yang layak dan sopan, hindari penggunaan kata atau frasa multitafsir, menghindari unggahan mengandung SARA, pornografi dan aksi kekerasan. Selalu perhatikan kebenaran berita.

“Pengguna media sosial dituntut untuk cerdas, menghargai hasil orang lain, dan jangan terlalu mengumbar informasi pribadi. Gunakan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri,” ungkapnya.

=======================