medanToday.com, PURBALINGGA – 1.300 Pendaki dari berbagai kota merayakan peringatan HUT RI ke-73 di puncak Gunung Slamet, Jumat (17/8). Mereka mulai bergerak secara bertahap ke puncak Slamet setinggi 3.428 meter di atas permukaan air laut sejak Rabu (15/8).
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan para pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, sejak Rabu (15/8) pagi. Para pendaki datang secara berombongan, antara 510 orang. Tetapi ada pula yang sampai 20 orang.
Berdasar data yang tercatat di pos Bambangan, para pendaki berasal dari Bekasi, Cibitung, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Sragen, dan sejumlah kota lainnya di Jateng, Jatim dan Jabar.
“Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, semua pendaki kami data di pos Bambangan dan juga menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter. Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas berupa KTP atau SIM serta nomor kontak,” kata Prayitno disela-sela pemantauan pendakian di pos Bambangan, Sabtu (18/8).
Petugas di posko Bambangan yang dibantu dari SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet juga membagikan lembaran informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. Lembar informasi untuk memberi kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak. Misalnya, jika terjadi sesuatu pada rombongan pendaki, bisa segera mengontak pada nomor kontak yang tertera dalam lembaran tersebut.
Para pendaki juga diminta menjaga kelestarian lingkungan selama di puncak dan jalur pendakian. Para pendaki dihimbau tidak membuang sampah sembarangan, dan wajib membawa turun kembali sampah yang dihasilkannya.
Semua pendaki sebelum ke puncak juga dibekali kantong plastik untuk tempat sampah. Kantong ini diserahkan kembali di pos Bambangan dan tentunya berisi sampah. Para pendaki juga tidak boleh menebang pohon serta memetik bunga Edelwis.
“Kami bekerja sama dengan SAR dan relawan juga memantau di beberapa pos pendakian. Harapannya agar para pendaki ikut menjaga kelestarian hutan dan vegetasi yang ada di Gunung Slamet,” kata Prayitno. (mtd/min)
===================================