Banyak Hoaks, Kita Harus Mengembangkan Critical Thinking

0
161
Ilustrasi: (sumber:int)

medanToday.com,TAPUT – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Ruang Digital”.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar dan mahasiswa, dihadiri oleh sekitar 149 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dwi Ajeng Widarini, Akademisi Bidang Komunikasi dan Pendiri Indonesia Voice Of Women, Feri F. Alamsyah, Dosen Ilmu Komunikasi; Desi Prawita, Penggiat Literasi Digital, Digitalpreneur; dan Mansyur Hidayat Pasaribu, Praktisi Pendidikan, Ketua KAHMI Deli Serdang.

Dwi Ajeng Widarini memaparkan di era digital, setiap orang bisa menjadi komentator atau menyampaikan pendapatnya. Maka dari itu, kita harus pahami jejak digital karena jejak digital itu abadi. Kita juga harus menjaga ranah privasi anda dan orang lain.

“Kita harus mengembangkan critical thinking. Apakah berita tersebut membawa dampak positif atau tidak. Critical thinking adalah salah satu basic kita data mendapatkan suatu berita. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini semua orang bisa menjadi content creator. Tetapi semua orang juga harus tahu cara memproduksi konten dengan baik. Kita harus membuat konten yang positif,” jelasnya.

Feri F. Alamsyah menjelaskan kita harus bijak di dunia virtual, seperti selalu berhati-hati agar rekam jejak digital tetap baik, menjaga perilaku positif, melindungi data pribadi, dan biasakan berpikir dulu sebelum sharing.

Desi Prawita mengatakan posting yang penting, bukan yang penting posting. Ketika kita merasa benar, belum tentu orang lain salah, dan Ketika kita merasa salah belum tentu orang lain benar. Selain mulutmu harimaumu ada juga jarimu harimaumu.

Mansyur Hidayat Pasaribu menuturkan ada 3 pertimbangan menggunakan perangkat digital, yaitu kebutuhan, tanggung jawab, dan resiko. Kita harus memperhatikan 3 pertimbangan tersebut, karena jika salah satu dari mereka ada yang bocor, maka rekam jejak kita akan ‘berseliweran’ di media digital.(*)