medanToday.com – Petani Teh asal Jawa Barat, Endang Sopari mengungkap, dalam beberapa tahun terakhir terdapat cukup banyak petani yang mengalihfungsikan lahan kebun Tehnya untuk ditanami tanaman lain.
Menurutnya hal tersebut dikarenakan petani Teh yang tidak sejahtera lantaran harga Teh yang semakin lama semakin menurun.
“Sampai sekarang sudah banyak petani Teh yang beralih menanam sayuran, buah-buahan dan komoditas yang lain. Mungkin ada sekitar 30%-40%. Hal itu mungkin dikarenakan tidak ada kesejahteraan di masa depan, apalagi harganya semakin murah,” tutur Endang, Kamis (28/9/2017).
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini harga Teh dalam bentuk pucuk Teh di tingkat petani hanya sekitar 2.400 per kilogram. Sementara, dari satu hektar tanah, petani hanya mampu menghasilkan 3 ton hektar Teh dalam kondisi basah atau pucuk.
“Idealnya satu hektar itu harus mampu menghasilkan 9 ton pucuk Teh, atau sekitar 2 ton dalam bentuk kering. Tetapi kenyataan di lapangan paling hanya 3 ton pucuk Teh per hektar,” jelasnya.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (ApTehindo) Jawa Barat ini mengungkap bahwa produksi Teh dari tahun ke tahun relatif menurun. Selain karena banyak petani Teh beralih menanam tanaman lainnya, penurunan produksi ini juga disebabkan banyaknya pohon Teh yang sudah terkena penyakit, dan pemeliharaan oleh petani yang kurang baik.
Sementara itu produksi Teh akan mengalami penurunan setiap musim kemarau. Bahkan, penurunan produksi tersebut bisa menurun hingga 60%. Berbeda dengan musim hujan yang bisa mengalami kenaikan produksi 20%-30%.
(MTD/MIN)