medanToday.com,MEDAN – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bertekad mewujudkan budaya sadar bencana untuk mengantisipasi potensi bencana yang sering terjadi dikawasan danau toba. Hal ini dilakukan karena danau toba merupakan Kawasan wisata superperioritas di daerah maupun nasional.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera utara, Afifi Lubis potensi bencana yang kerap terjadi dikawasan danau oba saat ini adalah banjir dan longsor karena masih tingginya penebangan hutan Secara ilegal, terutama di Kawasan Kabupaten Simalungan dan Kabupaten Toba.
“Ini untuk mengantisipasi potensi bencana yang sering terjadi di danau toba dan ini harus menjadi perhatian pemerintah provinsi dan pemerintah daerah,” kata Afifi.
Kawan wisata superpriotas danau toba, merupakan kawasan wisata yang kaya akan wisata pemadangan alam dan budaya karena berada di delapan kabupaten kota di Sumatera Utara, untuk itu menurut Afif, perlu kesadaran masyarakat saling menjaga kondisi lingkungan sehingga terhindar dari bencana.
“Bencana terjadi tidak semata-mata karena faktor alam semata tapi bisa juga terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab yang merusak ekosistem alam,”tegasnya.
Untuk itu menurut Afifi, perlu dibangun budaya sadar bencana sehingga kebiasaan masyarakat toba, yang beresiko menimbulkan becana dapat dihindari bersama. Pemerintah provinsi dan daerah sifatnya hanya sebagai pengarah karena muaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan penting untuk menjaga lingkungan.
Antropologi Universitas Sumatera Utara (USU), Profesor Hamdani Harahap mengakui kesadaran bencana masyarakat di Kawasan danau toba masih belum optimal, karena itu masih sering terjadi kebakaran hutan, tanah longor maupun banjir.
“Sadar bencana harus terus dibangun, agar tidak ada lagi bencana disekitar Kawasan danau toba,” ujar profesor Hamdani.
Menurut Profesor Hamdani potensi pariwisata di sekitar danau toba sangat luar biasa karena pemandangan yang indah dan adat istiadat yang masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar, sehingga ini sangat menarik bagi para wisatawan.
“Point penting dan keyword wisata danau toba adalah pelayanan terhadap wisatawan dan ini penting untuk menarik wisatawa mancananegara dan lokal untuk datang,” kata Profesor Hamdani.
Hal senada disampaikan Deputi bidang System dan Strategi BNPN, Raditya Jati. Menurutnya hal yang paling penting adalah pemahaman kearifan lokal yang menjadi budaya , dimana masyarakat memahami resiko yang akan terjadi dan apa yang menjadi strategi penanganan bencana dengan,”Dengan pemahaman itu resiko bencana semakin berkurang,” kata Raditya.
Sebagai destinasi wisata superprioritas BNPB tentunya penting sekali untuk memperhatikan bahwa kawasan ini terlindung dari ancaman bencana yang ada baik itu secara alam maupun non alam.
Pemerintah pusat dan BNPB memiliki tanggung jawab mengurangi resiko bencana dan perlu strategi agar kawasan superprioritas yang menjadi destinasi dan tetap aman.
Budaya sadar bencana, menurut Radit, adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran secara kolektif untuk masyarakat dalam hal penanggulangan bencana dan kesiap siagaan mereka dalam hal mengantisipasi bila terjadi bencana, termasuk saat ini penanganan pandemi Covid-19. (*)
=====================