medanToday.com, JAKARTA – Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia ( KAI), Didiek Hartantyo mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan telah menjadi investor obligasi yang dirilis oleh PT KAI.
Didiek mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan mengalokasikan dana sebesar Rp 1 triliun untuk menyerap surat utang tersebut.
Menurut dia, saat proses book buliding atau masa penawaran awal obligasi, BPJS Ketenagakerjaan menyatakan minatnya untuk menyuntikan dana investasinya kepada KAI. Namun, dengan syarat, seluruh karyawan KAI telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Waktu kami obligasi, BPJS tanya kami. Mereka mau berinvestasi di obligasi. Dengan banyak persyaratannya dan Alhamdulillah semuanya oke, sehingga BPJS masuk ke obligasi cukup besar. Nilainya hampir Rp 1 triliun,” kata Didiek saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Sebelumnya, Didiek mengatakan, obligasi perdana ini dilakukan KAI dalam rangka memberikan penguatan dalam struktur permodalan perseroan ditengah besarnya penugasan dari pemerintah.
“Di tengah padatnya penugasan dan besarnya skala proyek yang sedang dikerjakan atau akan dikerjakan oleh KAI, tentu membutuhkan modal besar untuk mendanai proyek. Sehingga permodalan sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, dana dari hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk mendanai penyelesaian proyek KA Bandara Soekarno-Hatta sebesar 55 persen, dan sisanya 45 persen untuk pengadaan dan peremajaan kereta.
(mtd/min)