medanToday.com,MEDAN – Peristiwa pemukulan yang diduga dilakukan oleh oknum satpam/sekuriti Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap seorang mahasiswa bernama Immanuel Silaban, Kamis 19 Oktober 2017, menambah catatan kelam aksi brutal oknum satpam di kampus nomor satu di Sumatera Utara ini.
Belum jelas memang apa penyebab Immanuel Silaban alias Nuel dikeroyok oleh oknum sekuriti USU. Namun menurut pengakuan rekan-rekan korban, Nuel sengaja dikejar dengan sepeda motor lalu ketika terjatuh langsung dipukuli. Kabarnya bahkan dengan kayu berpaku dan linggis.
BACA JUGA:
- USU Memanas, Pintu Masuk Diblokade Terkait Mahasiswa USU Diduga Dianiya & Diculik
- Diinjak, Dipukul, & Diseret. Begini Kondisi Imanuel Silaban
Kejadian yang masih hangat adalah kebrutalan oknum satpam USU di tahun 2015. Saat itu tidak hanya mahasiswa yang menjadi korban. Namun juga jurnalis atau wartawan yang sedang meliput.
Dua wartawan harian terbitan Medan sempat dipukuli oknum satpam USU saat meliput demo mahasiswa di depan Biro Rektor USU, Kamis (21/5/2015). Akibat pemukulan tersebut, dua wartawan tersebut mengalami luka lebam. Kasus tersebut lalu diadukan ke Polresta Medan. Pemukulan tersebut terjadi saat kedua wartawan tersebut meliput aksi demo mahasiswa USU. Keduanya lalu diusir satpam tanpa alasan yang jelas.
BACA: Satpam USU Pelaku Penganiaya Imanuel Silaban Terancam 9 Tahun Penjara
Tak terima diusir, wartawan pun bertanya mengapa dihalang-halangi melakukan tugas jurnalistik. Bukannya memberikan penjelasan, oknum satpam itu langsung melayangkan pukulan. Melihat rekannya memukuli dua wartawan, sejumlah oknum satpam lainnya ikut-ikutan melakukan penganiayaan.
“Kami diusir dan dilarang meliput. Kami mempertanyakan alasan kami diusir, tapi bukannya mendapatkan penjelasan, tapi kami langsung dipukul dengan membabi buta,” kata Irvan saat membuat laporan di Mapolresta Medan.
BACA : IMANUEL SILABAN Dilarikan ke RS Bhayangkara , Dianiaya Pakai Kayu Berpaku
Tak dipukuli, sepeda motor dua wartawan itu juga dirusak para satpam. “Kami minta kepada Polresta Medan agar menangkap pelakunya. Kami ada dua orang yang dipukul,” tambahnya.
Sebelumnya juga ada dua orang mahasiswa Fakultas Pertanian USU dipukuli anggota satpam kampus karena diduga preman. Rekan-rekannya pun tidak terima dan menggelar unjuk rasa di Rektorat USU, Jl. Dr, Mansyur, Medan. Ratusan mahasiswa Faperta USU mendatangi kantor rektorat sekitar pukul 11.30 WIB, Jumat (10 September 2004).
Mereka mendesak pihak rektorat menindak satpam yang menganiaya dua rekannya, yakni Hendrikson Purba, mahasiswa Fakultas Pertanian semester tujuh, dan M. Toyib, mahasiswa angkatan 1995.
BACA: Tragis, Benda Ini Dengan Ganas Menghantam IMANUEL SILABAN
Hendrikson dan Toyib dipukuli satpam kampus sekitar pukul 10.00 WIB saat sedang minum kopi dan teh di kantin kampus Faperta USU. Tiba-tiba ada satpam yang menyuruh mereka bubar. Para mahasiswa yang sedang duduk-duduk di kantin tidak senang dengan perlakukan satpam tersebut sehingga terjadi pertengkaran.
Seorang satpam kemudian menarik Hendrik dan memukul kepala bagian kanan dengan gelas dan berdarah. Toyib juga terkena bogem mentah, tapi tidak sampai terluka. Keduanya kemudian dibawa ke rektorat dengan tangan diborgol.
BACA: Kekerasan di Kampus USU, ARIEF TARIGAN : Ada Apa Dengan Situasi Sosial Kita
Sesampai di rektorat Hendrikson pingsan dan dirawat di poliklinik USU. Karena mendengar temannya dianiaya itulah kemudian ratusan mahasiswa datang secara spontan ke rektorat dan mendesak satpam bersangkutan ditindak.(mtd/ris/min)
=========