Kursi lipat besi, gitar, bantalan kursi, bahkan kayu, menjadi alat penyiksa yang digunakan segerombolan sekuriti USU untuk menghajar Imanuel Silaban. MTD/Nona Sitorus

medanToday.com, MEDAN – Diperlakukan bukan layaknya manusia, Imanuel Silaban hanya bisa pasrah. Benda keras itu tak henti-hentinya menghujani tubuhnya.

Kursi lipat besi, gitar, bantalan kursi, bahkan kayu, menjadi alat penyiksa yang digunakan segerombolan sekuriti USU untuk menghajar Nuel.

Darah segar terlihat menempel dibantalan kursi, baunya begitu anyir. Darah yang mengucur dari tubuh Imanuel Silaban, seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang dikabarkan sempat diculik dan disiksa sekuriti kampus itu sendiri.

Pria berkulit sawo matang itu diinjak, dipukuli, hingga diseret oleh segerombolan sekuriti kampus pada Kamis 19 Oktober malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

“Sebagian barang bukti sudah dibawa ke kantor polisi kak, tinggal benda-benda inilah yang tertinggal,” kata seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, sembari menunjukkan barang bukti tersebut kepada medantoday.com di lokasi kejadian, Jumat (20/10/2017). (mtd/non)

===============
BERITA TERKAIT

Catatan Kelam Kebrutalan Satpam USU Selama 13 Tahun Terakhir