ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,MEDAN – Dosen Kebijakan Publik Universitas Medan Area (UMA) Dadang Darmawan menuturkan strategi memberdayakan media sosial bermakna sebagai kemampuan menciptakan media sosial menjadi berkekuatan, berkemampuan, dan bertenaga dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik.

“Strategi pemberdayaan media sosial adalah suatu perencanaan yang memanfaatkan semua sumber daya yang potensial dalam rangka memanfaatkan media sosial sehingga dapat mewujudkan tujuan yang telah ditentukan,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan di Medan, 26 Juni 2021. Lebih dari 500 peserta hadir secara daring pada kegiatan ini dan diisi oleh empat pemateri.

Menurut Dadang, memberdayakan media sosial dalam rangka menciptakan perubahan kehidupan masyarakat yang lebih baik adalah sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia.

“Karenanya dibutuhkan strategi memberdayakan media sosial untuk dapat mengendalikan kehidupan suatu bangsa agar sesuai dengan cita dan tujuan kemerdekaannya,” ungkapnya.

Owner Deenee Gallery, Niken Rizki Amalia, S.Gz,M.Si yang menjelaskan media sosial adalah sebuah aplikasi berbasis internet yang digunakan untuk proses interaksi. Ciri ciri medsos adalah terbuka, terdapat halaman profil pengguna, user generated content, interaksi dengan pengguna lain, dan tanda waktu di setiap Postingan.

Ada Beberapa jenis sosial media yaitu, proyek kolaborasi, blog dan mikroblog, situs jejaring sosial, virtual game world, dan virtual social world.

“Tips optimalisasi media sosial, tentukan tujuan penggunaan sosial media, pilih media sosial yang tepat, gunakan konten visual, deskripsikan informasi melalui konten, pastikan konsisten share di media sosial, dan libatkan peran influencer,” jelasnya.

Master Mentor Sigap UMKM, Aulia Siska menekankan, menjaga diri di media sosial itu sangat penting agar kita tidak menyakiti perasaan orang lain. Medsos adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, dan berbagi.

“Cara bermedsos yang sehat dan aman, perhatikan isi dan sumbernya, perhatikan nada status, kualitas interaksi percakapan, waktu berselancar di media sosial, dan check and recheck antisipasi hoax,” katanya.

Dosen Fakultas Syariah UIN Sumut, Dr. Syafruddin Syam menjelaskan sekarang kita berada di zaman digital dimana semua sudah menggunakan teknologi jika digunakan untuk hal yang negatif dapat berakibat fatal buat masyarakat.

Menurutnya Unesco menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dalam hal literasi. Menurut riset dalam tajuk world most literate Nations Ranked yang dilakukan oleh central Connecticut University, Minat masyarakat Indonesia untuk membaca pun dinilai memprihatinkan.

“Tantangan literasi yaitu falsafah iqra (doktrin), teliti, orientasi transendensi, orientasi humanisasi, budaya baca tulis, literasi tiada henti,” ungkapnya.(*)

======================