Doni Monardo: Sebelum Ada Obat, Vaksin Terbaik Adalah Protokol Kesehatan

0
169
Doni Monardo. Ist

medanToday.com, GORONTALO – Pemerintah pusat melalui Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 terus mendorong upaya penguatan penanganan Corona di daerah melalui perubahan perilaku. Caranya dengan selalu menerapkan protokol kesehatan sebagai bentuk pencegahan.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Doni Monardo mengatakan, hingga saat ini mematuhi protokol kesehatan adalah vaksin terbaik yang dapat dilakukan masyarakat.

“Selama belum ada vaksin ataupun obat, mematuhi protokol kesehatan adalah vaksin terbaik sebagai pencegahan penularan Covid-19,” tegas Doni dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 wilayah Gorontalo di rumah dinas gubernur Gorontalo pada Rabu (7/10).

Selain itu, Doni juga mendorong agar pemerintah Gorontalo lebih meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan melalui beragam ruang, salah satunya dengan kearifan lokal dan peran tokoh masyarakat.

“Kita gunakan media-media yang ramah oleh masyarakat, misalnya sosialisasi di media sosial, televisi, pemberitaan media online dan penggunaan poster sesuai dengan bahasa lokal yang mudah dipahami warga setempat,” ujarnya.

Dalam hal ini, lanjut Doni, penguatan literasi ke masyarakat tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Peran tokoh masyarakat dapat lebih didengar dan diterima dengan baik di daerah.

“Pemerintah pusat, daerah dan masyarakat tidak bisa bergerak sendiri, kita harus bergerak bersama. Pemerintah setempat bisa bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat yang dipercaya dan dihargai masyarakat setempat, sehingga pemahaman tentang penerapan protokol kesehatan diterima dengan baik,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Gorontalo Rusli Habibie mengapresiasi kinerja Satgas Penanganan Covid-19 Nasional yang selalu responsif cepat dalam mendukung penanganan Corona di Gorontalo.

“Kami sangat mengapresiasi respon cepat Satgas Penanganan Covid-19 Nasional terhadap segala kebutuhan dalam mendukung penanganam Covid-19 di Gorontalo,” ungkap Rusli.

Rusli juga mengatakan, kesungguhan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional menjadi motivasi dan semangat pemerintah Gorontalo beserta perangkat daerah dibawahnya dalam bersinergi melakukan penanganan.

Berdasarkan data zonasi risiko per 4 Oktober, Provinsi Gorontalo yang terdiri dari enam kabupaten/kota sebagian besar berada di zona resiko sedang. Diantaranya Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Gorontalo Utara, Kota Gorontalo dan Pahuwato. Sedangkan zona risiko tingg hanya di Kabupaten Bone Bolango.

Kegiatan rapat koordinasi ditutup dengan pemberian bantuan alat kesehatan berupa dua unit ventilator, 2 ribu PCR Test, 2 ribu RNA Test, 2 ribu VTM Test, 15 ribu APD, 10 ribu masker N95 dan 500 ribu masker kain kepada Provinsi Gorontalo.

Penguatan Mitigasi Bencana Alam di Gorontalo

Selain memberikan arahan tentang penguatan upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, Doni Monardo yang juga sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan imbauan terkait peningkatan kapasitas dalam menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi.

Memasuki musim penghujan, kata Doni, Kota Gorontalo kerap kali dilanda bencana banjir yang berdampak di beberapa kecamatan.

Oleh sebab itu, dia memberi rekomendasi agar pemerintah dapat membuat suatu kajian terkait sistem drainase bagi wilayah dataran rendah yang rawan terdampak banjir.

 

“Bencana hidrometeorologi kerap memberikan dampak kerusakan yang besar. Penting bagi pemerintah Gorontalo membuat kajian terkait sistem drainase sebagai langkah mitigasi bencana banjir. Tujuannya mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari bencana itu,” pungkas Doni. (mtd/min)