medanToday.com,KARO – Aparat penegak hukum melakukan pengumpulan data untuk mengungkap dugaan penyelewengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karo, Tahun Anggaran 2016 di museum Pusakan Karo.

Uang senilai Rp177.500.000,-, dialokasikan untuk pengadaan barang dalam rangka pengembangan dan penguatan Litbang Kebudayaan dan Pariwisata.

Hal ini diungkapkan oleh Kasubbag Humas Polres Tanah Karo, AKP Marwan, kepada sejumlah wartawan saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (9/3).

” Bukti-bukti awal ada tidaknya indikasi korupsi dalam kasus ini, mulai kita kumpulkan. Jika sudah cukup, maka akan dilanjutkan ke tahap penyelidikan,” ujar AKP Marwan.

Tetapi untuk percepatan proses penyelidikan, alangkah baiknya jika ada pihak yang membuat laporan resmi ke polisi. Walau tidak merinci secara detail bahwa tindak pidana korupsi bukan merupakan delik aduan. Namun AKP Marwan menilai hal tersebut, tidak ada salahnya guna pemudahan proses pengungkapan.

Salah satu replika benda pusaka karo yang diakui oleh Valentinus Ginting merupakan pengadaan dari APBD 2016. Sementara jelas tertera dibagian bawah replika benda pusaka pengadaan tahun 2014 silam.MTD/Ist

Usai menuturkan hasil penelusuran dilapangan dengan menunjukan file foto. Dipenghujung akhir pertemuan, Kasubbag juga menjelaskan kalau pihaknya tetap menggunakan asas praduga tidak bersalah.

Oleh karenanya, Polres Karo akan memintai keterangan sejumlah pihak. Khususnya, pengelola museum dan dinas instansi terkait, yang menganggarkan dana APBD T/A 2016 itu.

Adanya upaya meminimalkan langkah polisi untuk melakukan pengungkapan kasus dugaan korupsi di museum Pusaka Karo, mulai dikhawatirkan sejumlah pihak. Sebab jika dihitung dari terbitnya berita dugaan korupsi di sejumlah media massa, serta hasil temuan petugas. Sudah dianggap cukup terlalu lama.

Berita Terkait

Dari informasi yang diperoleh, bahwa direktur museum Pusaka Karo, Valentinus Ginting, telah berhenti dari jabatannya. Sementara uang yang ia terima dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo, yang diduga tidak dipergunakan sebagai mana peruntukannya, dijanjikan akan segera dikembalikan kepada pihak menagemen museum.

Namun sejauh ini dari hasil konfirmasi wartawan, belum ada pihak managemen museum yang terbuka luas untuk memberi keterangan. Khususnya, itikad baik sekaligus nominal rupiah yang telah dikembalikan Valentinus Ginting. Pasca penandatanganan pernyataan diatas kertas bermaterai yang berisi pengembalian uang yang diduga disalah fungsikan dirinya, beberapa pekan silam. Sesaat sebelum berhenti menjabat direktur .

Akan tetapi, adanya perjanjian dilingkungan museum sehubungan rencana pengembalian uang ke pemerintah belum diketehui Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Karo,Mulia Barus.

“Saya belum mengetahui hal ini, sebab selama ini tidak lagi muncul di media massa. Saya pikir sudah selesai. Kalaupun dikembalikan pada saya, tidak akan diterima sembarangan,” ujar Mulia Barus pada hari yang sama usai wartawan bertemu Kasubbag Humas Polres Karo.

Terkait Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan barang ke museum Pusaka Karo, Toto Budiharto. Yang pasca diduga ikut terimbas kasus dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran APBD ke museum kini mulai jarang tampak efektif bekerja, juga diakui oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Karo.

Bahkan sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan Toto Budiharto, terpaksa diantarkan oleh para staf kerumahnya.

Disinggung kebijakan yang akan diberlakukan terhadap Toto Budiharto, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Karo, Ir Mulia Barus menyatakan akan mengevaluasi hal tersebut serta tidak tertutup kemungkinan untuk melanjutkannya ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Karo.

“Sulit menghubunginya saat ini. Bukan hanya kalian saja, tetapi saya juga demikian,” kata Mulia Barus.

Baca Juga

Kasus dugaan korupsi APBD Karo ke museum Pusaka Karo mulai terungkap pasca tidak singkronnya keterangan yang diberikan oleh direktur museum dan PPK kepada wartawan.

Valentinus menyatakan menerima uang tunai, sementara Toto Budiharto mengatakan pihaknya memberikan barang yang diusulkan di proposal.

Selain perbedaan pernyataan kedua belah pihak, sejumlah barang sesuai berita acara serah terima yang ditunjukan Toto Budiharto kepada wartawan jauh hari sebelumnya, ternyata tidak ditemukan di dalam museum. Semisal, pengadaan lemari kaca (vitrime). Ternyata merupakan barang lama dan telah ada sejak tahun 2013 silam (diduga fiktif,red). (mtd/rza)

=================