medanToday.com,LANGKAT – Dosen dan Ketua Prodi Sistem Informasi FST UINSU, Samsudin, menjelaskan dampak ekonomi digital berupa pasar tak terbatas, semua orang terlibat, mudah berusaha, tetapi persaingan tinggi.
“Bisnis di era digital sendiri sangat mudah, cepat, dan mendunia. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah membuat rencana, analisis kondisi saat ini, dan atur goal,” katanya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Kesiapan Masyarakat dalam Menghadapi Transformasi Digital”.
Menurutnya untuk mengedukasi masyarakat pedesaan yang tertinggal harus ada koneksi internet terlebih dahulu. Ketika di sana sudah ada internet, maka akan lebih mudah untuk memberitahu atau mengedukasi langsung kepada mereka.
Elyas Nur Fridayana bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.
Professional Business Coach, Prayudy Widyanto, M.M menyampaikan mindset terdapat 2 jenis, seperti fix mindset yang selalu beranggapan bahwa apa yang sudah ada tidak bisa dirubah, dan growth mindset untuk orang-orang dengan pemikiran yang sadar atas kualitas seseorang.
Founder Belajardigital.id, Rudi Permana, mengatakan HKI atau Hak kekayaan Intelektual terbagi menjadi dua kategori, hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta sendiri merupakan hak eksklusif bagi pencipta hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin dengan batasan-batasan.
“Sedangkan hak kekayaan industri terdiri dari hak paten, merek, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan varietas tanaman,” ujarnya.
Dosen dan Ketua Prodi Matematika FST UINSU, Doktor Riri Syafitri Lubis menuturkan literasi digital merupakan keterampilan kunci pada pendidikan saat ini. Sehingga penting untuk diterapkan pada setiap pembelajaran, salah satunya matematika.
“Literasi digital matematika saat ini sudah menjadi kebutuhan utama pada era 4.0,” katanya.
Elyas Nur Fridayana selaku Key Opinion Leader menyampaikan tentang pengalamannya menggunakan aplikasi atau website digital. Ia juga menceritakan saat dulu beliau mencari pekerjaan, ia berkata dengan web online pencari lowongan pekerjaan memudahkannya untuk lebih mengetahui info lowongan dari sana.
=============================