ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,NIAS – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Etika Dunia Internet: Jarimu, Harimaumu”.

Pada webinar yang menyasar target segmen siswa dan tenaga pendidik, dihadiri oleh sekitar 1104 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Bambang Sadono, Dosen Ilmu Magister Hukum; Dionni Ditya Perdana, Akademisi dan Penggiat Literasi Digital; Pesta Berampu, MA, Kepala MTsN Medan/Penggiat Literasi; dan Adriadi, Kepala SMKN 1 Bawolata Kabupaten Nias.

Bambang Sadono menyampaikan budaya substansial mengandung content yang informatif, content yang edukatif, content yang inspiratif, content yang solutif dan budaya procedural mengindahkan nilai-nilai sosial budaya, mempertimbangkan nilai-nilai agama dan menjauhi SARA.

Dionni Ditya Perdana mengatakan jejak digital adalah jejak data yang kita buat dan kita tinggalkan saat menggunakan perangkat digital. Salah satu ancaman terbesar bagi kaum muda di situs media sosial adalah jejak digital dan reputasi masa depan mereka.

Pesta Berampu menjelaskan teknologi jika tidak digunakan dengan benar dapat menjadi salah satu media yang membuat masa depan generasi muda hancur, pikirkan segala keputusan dengan matang ketika menggunakan teknologi, agar tidak terjadi akibat yang tidak diinginkan.

“Jangan menggunakan teknologi secara berlebihan, Penelitian mengungkapkan kalau pemakaian gawai yang nggak terkontrol dapat menimbulkan gejala kecanduan,” katanya.

Adriadi menuturkan etika di internet dikenal dengan istilah netiquette yaitu kesan pertama di tangan, hindari penggunaan huruf kapital, memberi judul dengan jelas, menggunakan BCC daripada CC pada email, membalas email dengan cepat, membaca dulu baru bertanya, dan lainnya.(*)