medanToday.com,MEDAN – Sempat hebohnya informasi di media sosial perihal foto warga turunan Cina mengenakan pakaian serta atribut kepolisian, Polda Sumut akhirnya angkat bicara terkait foto tersebut.
Dalam foto tersebut terlihat sembilan orang warga turunan Cina berdiri rapi dalam pose berfoto.
“Itu foto lama, sekitar tahun 2006. Saat ini mereka tidak bekerjasama lagi dengan Polda Sumut,” kata Kabid Humas Poldasu, Kombes Rina Sari Ginting, (20/12/2016), memberikan penjelasan terkait foto yang telah beredar luas tersebut.
Dijelaskannya lagi, hasil penelusuran pihaknya pertama, Yanma Polda Sumut pernah menjalin kerjasama dengan mereka pada sekitar 2006 lalu.
“Mereka ikut membantu tim korps musik pelayanan markas (Yanma) Polda Sumut yang dulu disebut Denma Polda, tanpa diberikan honor atau gaji. Jadi mereka murni hanya membantu korps musik Denma Polda,” terang Rina.
Kedua, mereka tampil bersama tim Korps Musik (Korsik) Yanma Polda Sumut dalam acara besar yang dilaksanakan Polri seperti HUT Bhayangkara 1 Juli dan pelantikan siswa di SPN Polda Sumut Sampali.
“Foto itu diambil ketika usai mengikuti upacara hari bhayangkara 1 juli yang diperkirakan pada 2006 lalu. Karena tampil dalam kegiatan polri, mereka diberikan seragam polri dengan sejumlah ketentuan seperti hanya boleh digunakan ketika acara berlangsung. Seragam tersebut tidak boleh digunakan di luar lokasi kegiatan polri yang diikuti, apalagi di tempat umum,” tegasnya lagi.
Hanya saja, sambung Rina kembali, kerjasama dengan Yanma Polda Sumut itu dihentikan karena personel Korsik Yanma Polda Sumut sudah cukup.
“Untuk itu saya mengharapkan kepada masyarakat dapat mengerti penjelasan polda sumut terkait beredarnya foto yang sempat viral di media sosial tersebut,” ungkapnya. (mtd/min/bareskrim)
=====================