Selain itu, menurutnya pemuda juga berperan penting dalam menggerakkan perekonomian daerah. “Anak muda itu identik memiliki ide-ide kreatif, ide-ide untuk membangun bangsanya dan daerahnya. Pemuda harus jadi agen of change,” katanya Effendi Si,mbolon, Senin (25/9/2017).
Ia menegaskan, di era globalisasi saat ini pemuda tidak boleh berdiam diri. Pemuda harus berfikir lebih kreatif, artinya tidak melulu mencari lapangan kerja tapi bagaimana mencipatakan lapangan kerja.
“Sekarang ini sedang tren dengan online. Saya melihat banyak pemuda bernisiatif memanfaatkan tren itu dan menjadi lebih produktif. Yang terpenting pemuda bisa memanfaatkan peluang dan memberikan peran positif,” tandasnya.
Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, jumlah penduduk menurut kelompok usia dan jenis kelamin pada 2015 dengan rentang usia 15-40 tahun tercatat, usia 15-19 tahun sebanyak 103,87 jiwa, usia 20-24 tahun 101,6 jiwa, usia 25-29 tahun 100,51 jiwa, usia 30-34 sebanyak 98,67 jiwa, usia 35-39 sebanyak 98,29 jiwa. Jumlah penduduk di Sumut sebanyak 13.937.797 jiwa.
Sementara itu, CEO Cerita Medan Wahyu Blahe pun membenarkan dan mendukung pernyataan Effnedi. Dimana sebagai pemuda dituntut untuk lebih kreatif. Menurutnya, pemuda harus bisa melihat peluang di sekitar.
“Tidak melulu harus mencari kerja, lalu ngantor. Kalau pun harus ngantor ya harus kantor sendiri. Peluang itu banyak,” akunya.
Kreatif lanjutnya bisa memanfaatkan hal-hal yang lagi tren saat ini. Seperti pemanfaatan sosial media dan gadget. Menurut pria yang sudah 6 tahun berkecimpung di dunia usaha itu, kreatif bisa saja muncul dari fasilitas yang ada di sekitar dan juga bukan harus membuka bisnis.
“Pemuda sekarang berpikir bagaimana memiliki penghasilan setelah tamat kuliah. Sebaiknya menciptakan satu peluang dan bermanfaat untuk orang banyak. Kalaupun mau berbisnis, harus ada modal,” katanya.
Untuk menciptakan pemuda yang tangguh, katanya, pemerintah juga harus berperan dalam mencetak mental pemuda sejak dini. Mental pemuda, lanjut pria berjanggut ini, bisa dilihat dari latar belakang pendidikan. Ia berharap, agar gubernur yang terpilih pada 2018 mendatang adalah gubernur yang paham akan kebutuhan anak muda.
“Kan gubernur itu untuk semua kalangan, bukan hanya dinas terkait atau golongan tertentu. Saya berharap pemerintah bukan hanya memberi ikan, tapi berilah kail agar anak muda bisa produktif. Enggak perlu nunggu lowongan PNS atau lowongan kerja lainnya,” pungkasnya. (MTD/bwo)
========================================================