medanToday.com, YOGYAKARTA – Tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah bencana di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, mulai dari tanah ambles, angin kencang, hingga tanah longsor. Tidak ada korban jiwa, tetapi Pemkab meningkatkan kewaspadaan.
Kasi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Sutaryono menyampaikan, dari data yang masuk, pada Kamis (23/11/2017) terjadi peristiwa tanah longsor, sumur ambles, dan rumah roboh akibat angin kencang.
Rumah milik Edi Susanto di Dusun Sumuran, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, roboh pada Kamis pagi sekitar pukul 09.45 WIB.
Sementara itu, sumur milik Triyono, warga Dusun Simo I, Desa Genjahan, Ponjong, ambles dan langsung longsor. Pergerakan sumur tersebut diketahui pemiliknya sejak pukul 12.00 WIB dan langsung longsor.
“Kejadian ketiga tanah longsor terjadi di jalur menuju Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng, Kecamatan Girisubo. Longsor mengakibatkan talud di jalur jalan provinsi tersebut ambrol sepanjang 30 meter,” kata Sutaryono saat dihubungi, Jumat (24/11/2017).
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar keamanan masyarakat yang melakukan aktivitas di Pantai Sadeng terjamin. Dia juga telah menerjunkan tim reaksi cepat menuju lokasi.
Adapun Kapolsek Girisubo AKP Mursidiyanto mengatakan, pihaknya sudah memasang garis polisi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. “Semua pengguna jalan sebaiknya hati-hati saat melewati jalur tersbut,” ucap dia.
Bupati Gunung Kidul, Badingah, mengaku segera memerintahkan BPBD untuk siap siaga terkait bencana yang menyertai saat curah hujan tinggi. “Kami akan meningkatkan kewaspadaan di kawasan yang memiliki potensi bencana, seperti tanah longsor dan angin kencang,” ujar dia.
Adapun desa rawan bencana tersebar di sejumlah kecamatan, meliputi Purwosari, Gedangsari, Patuk, Nglipar, Ngawen, dan Ponjong. Dia mengimbau agar masyarakat untuk waspada.
(mtd/min)