Plt Kepala Dinas Pendidikan Sumut Lasro Marbun. (Istimewa)

medanToday.com, MEDAN – Plt Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Lasro Marbun mengaku sudah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa sekolah guna melihat persiapan protokol kesehatan (Prokes) jelang belajar tatap muka awal 2021 mendatang.

Hasilnya, masih ada sebagian sekolah yang belum siap mengikuti pembelajaran secara tatap muka.

“Pada Jumat (19/12) kemarin saya tinjau tiga sekolah. Ternyata, mereka belum siap untuk proses belajar tatap muka. Kalau laporan ke saya ngakunya sudah siapkan semua sarana dan prasarana belajar tatap muka,” kata Lasro ketika dikonfirmasi wartaawan melalui sambungan telepon, Selasa (22/12).

“Contoh ketidaksiapannya, jarak di kelas belum teratur, ruangan juga belum bersih. Ada dua sekolah SMA di Simalungun. Terus, pencahayaan dan sirkulasi udaranya juga belum memadai,” ungkapnya.

Lasro menjelaskan, kebersihan ruangan setidaknya dapat meminimalisir keberadaan virus serta menjaga kesehatan para siswa. Sementara pencahayaan dalam ruangan setidaknya lebih dari 26°C. Hal itu agar daya tahan virus dapat merosot hingga mati.

Pun begitu, pantauannya di SMA Siantar masih cukup baik. Terkhusus soal kebersihan, persediaan hand sanitizer, penyusunan jarak di kelas, persediaan masker, thermogun, hingga tempat mencuci tangan dan sabun.

Lasro menegaskan, persiapan sekolah akan terus dipantau dan diharapkan semuanya selesai pada 30 Desember tahun ini. Ia mengimbau setiap sekolah untuk segera memperketat Prokes guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-1.

“Pertama, kepada seluruh kepala sekolah sesuai dengan kewenangan provinsi, supaya tidak main-main dengan persiapan belajar tatap muka yang akan digelar awal 2021,” tegasnya.

Kedua, saat pemerintah menyarakan belajar tatap muka diperbolehkan, maka kepala sekolah dan jajarannya harus bisa memastikan perlindungan, keselamatan dan kesehatan seluruh warga yang ada di sekolah.

“Untuk itu harus menerapkan Prokes dan menyediakan masker, hand sanitizer, tepat mencuci tangan dll. Ketiga, pihak sekolah jangan main-main dengan keadaan ini, karena ini nyata dan cukup serius. Lebih baik kita mencegah dari pada mengobati,” katanya.

“Keempat, pihak sekolah harus jujur mengatakan siap atau tidak siap untuk menjalankan belajar tatap muka. Serta bekerjalah dengan maksimal,” tutupnya. (mtd/min)