JESSICA INGIN BERTERIAK

Terdakwa Jessica Kumala Wongso memberi keterangan dalam sidang ke-26 kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Tipikor, Rabu (28/9). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

JAKARTA, MEDAN-TODAY.com – Hingga kini drama kasus pembunuhan Mirna, dimana Jessica sebagai terdakwa tak kunjung usai. Sangkin lamanya, beragam komentar dari para netizen pun berseliweran di dunia maya.
Episode terbaru adalah Jessica membacakan nota pembelaan (pledoi) yang disusunnya sendiri yang merupakan ungkapan isi hatinya saat persidangan ke-28 yang berlangsung, Rabu (12/10/2016).

“Saya sadar kalau tidak ada yang bisa luput dari kehendak Tuhan Yang Maha Esa, walau bagaimanapun juga, saya tidak membunuh Mirna,” ucap Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).

Sejak Mirna meninggal usai meminum es kopi vietnam di Kafe Olivier, 6 Januari 2016, ia menyatakan banyak masyarakat yang menghujat dengan menuduhnya sebagai seorang pembunuh. Jessica hanya terdiam tanpa bisa melakukan pembelaan.

“Cukup lama saya tidak memiliki upaya untuk membela diri,” ungkapnya.

Pengalaman terberat ia rasakan ketika melakukan rekonstruksi di Kafe Olivier yang membuatnya merasa sangat tertekan.

“Saat tiba disana (Kafe Olivier) banyak polisi, apapun yang mereka lakukan, mereka telah berhasil mengintimidasi saya dengan memakai baju tahanan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan,” kata Jessica tersedu-sedu.

Kemudian, yang paling membuat dirinya hancur adalah ketika bertemu dengan Hani, Arief, dan Shandy beserta keluarga mereka.

“Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan dan lakukan ketika bertemu mereka. Rasanya ingin sekali saya berteriak kalau saya tidak membunuh Mirna,” ucapnya.

Selain itu, intimidasi juga dirasakannya ketika ia selesai menjalani proses rekonstruksi.

“Banyak masyarakat yang memfoto dan mencibir saya dengan sebutan ‘pembunuh berdarah dingin’ saat saya berjalan melewati tempat itu,” kata Jessica. (mtd/tribun-medan.com_