medanToday.com, MEDAN – Suasana di di Kantor Pembangkit Listrik Negara (PLN) Sumatera Utara, Jalan Yos Sudarso, Senin (23/10/2017) tiba-tiba memanas ketika polisi dan mahasiswa nyaris terlibat adu fisik.
Awalnya, Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah dan Dewan Pimpinan Pusat Sumatera Transparasi melakukan unjuk rasa meminta Manager PLN Rayon Pardagangan dan Area Manager PLN Pematangsiantar diusut kasus korupsinya dalam proyek Pasang Sambung Baru (PSB) di Afdeling I, J dan I milik PT Bridgestone SRE Dolok Merangir Simalungun.
“Kami minta pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi ini diusut, jangan ada pembiaran,” ujar Orator Aksi.
Dalam unjuk rasa ini, antara polisi dan pengunjuk rasa nyaris saling baku hantam, saat pengunjuk rasa memaksa masuk ke dalam kompleks kantor PLN dan melakukan aksi membakar ban bekas.
Polisi yang berjaga menarik para mahasiswa yang berusaha membakar ban. Mahasiswa yang dilarang membakar ban berusaha melawan polisi, sehingga terjadi kericuhan beberapa menit.
Menurut klaim para pengunjuk rasa, saat mereka melakukan wawancara dengan warga, PLN meminta Rp 2,5 juta hingga Rp 3 untuk untuk biaya Pasang Sambungan Baru (PSB).
Sedangkan dalam aturan, biayanya hanya Rp 1,218.000.
Humas PLN Sumut, Abdul Rahman, mengutarakan bahwa tuntutan yang disampikan para pengunjuk rasa itu sudah mereka tindak lanjuti.
“Sudah ada timnya. Pak Rudi penangungjawabnya. Tim ini akan ke Pematangsiantar dalam waktu dekat ini untuk melakukan pemeriksaan atas kasus ini,” ujarnya.(mtd/min)
========================================================