medanToday.com, BALI – Bersandarnya Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soerhaso-99 di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Bali, yang tiba sejak semalam Senin (1/10) sekitar pukul 20.00 Wita, bukan hanya untuk mengangkut keperluan logistik bantuan untuk korban di Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah. Namun, kapal yang sepanjang 122 meter dengan lebar 22 meter itu juga akan memberikan perawatan terhadap korban.
Kapal yang dilengkapi dengan sebuah hanggar yang menampung helikopter dan juga melakukan perawatan dengan memiliki satu ruang UGD, tiga ruang bedah, enam ruang poliklinik, 14 ruang P-Jang Klinik dan dua ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur dan banyak lainnya mampu menampung para korban untuk diatasi.
Laksamana Pertama TNI Dokter I Dewa Gede Nalendra menyampaikan, bahwa dengan adanya kapal tersebut harus cepat berbuat sesuatu di Palu dan Donggala.
“Karena jumlah korban cukup banyak, sebagian korban sudah dievakuasi ke Makassar dan Balikpapan. Jadi itu tujuan pertama. Kedua sambil berjalan kita bisa membawa bantuan yang memang dibutuhkan di sana. Karena terus terang dari perintah pukul 15.00 Wita harus berangkat langsung ke Palu,” ucapnya, di Pelabuhan Benoa, Selasa (2/10).
Menurut Laksama Nalendra, sesampainya kapal di Palu akan melakukan kegiatan bakti kesehatan. Karena fasilitas yang ada di Kota Palu dan Donggala sudah tidak bisa digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan operatif.
“Jadi kami tim kesehatan ini dan bergabung dengan teman-teman relawan akan berbuat yang terbaik di Palu untuk membantu dan menolong pasien-pasien yang bisa kita tolong. Karena tidak semua pasien itu bisa dievakuasi, ada aturan-aturan standar evakuasi nya harus memenuhi persyaratan,” imbuhnya.
“Kita membawa 39 personel. Jadi semuanya lengkap. Semuanya ahli bedah, terutama ahli bedah tulang, ahli bedah bius, ahli bedah umum dan lain-lainnya itu kita siapkan semuanya. Namun nantinya lebih banyak kasus traumatologi yang akan dikerjakan,” tambahnya.
Laksama juga memaparkan, dengan adanya kapal tersebut juga bisa membantun para korban bencana karena mempunyai fasiltas yang mumpuni.
“Kita juga punya fasilitas yang mumpuni, ada 5 kamar operasi, target saya kita akan melakukan tindakan operasi minimal diatas 25 dalam satu hari. Kita juga punya jumlah tim yang cukup memadai. Kedua paska operasi yang membutuhkan intensif dari unit kita sudah siap. Ada tiga ICU. Kita tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Selain itu, di dalam kapal tersebut juga ada 40 kamar rawar inap yang bisa menampung ribuan pasien.”Harapan kita rumah sakit lapangan yang ada di Batalion kesehatan kita suruh mendekat. Setelah pasien stabil dilakukan operasi kita pindah kerumah sakit lapangan. Sehingga, kita tetap bisa melakukan tindakan dalam sehari minimal sehari 25 kita lakukan tindakan operasi,” jelasnya.
“Rumah sakit kapal ini sudah banyak melakukan tindakan jika terjadi bencana. Kita sudah keliling kemana-mana dan peralatan kita lengkap. Jadi tak perlu di khawatirkan, ini akan menjadi rumah sakit terapung dan akan menjadi rumah sakit rujukan,” tutup Laksamana Nalendra. (mtd/min)
================