medanToday.com,MEDAN – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah bersilaturahmi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Jalan Majelis Ulama, Medan, Senin (22/1/2018).
Kedatangan pasangan yang dikenal dengan Eramas tersebut, langsung disambut oleh Ketua umum MUI Sumut, dan para ulama dari Kota Medan dan Binjai.
Edy Rahmayadi menyebutkan, pihaknya telah mendaftar ke KPU untuk mengikuti Pilgub 2018 ini. Maka, kedatangannya kali ini bertujuan untuk meminta izin dan doa restu dari para ulama.
“Kedatangan kami untuk bertemu ulama ini, tak lain dan tak bukan untum minta izin, dan melaporkan bahwa kami sudah mendaftar ke KPU untuk menjadi kandidat dalam Pilgub Sumut 2018,” ujar Edy.
Hal senada juga dikatakan Musa Rajekshah, ia mengharapkan dukungan dan dorongan doa dari para ulama yang ada di Sumatera Utara.
Pria yang akrab disapa Ijeck ini, juga meminta izin untuk melangkahkan kaki pada pemilihan gubernur tahun ini.
“Semoga apa yang kami rencanakan untuk Sumatera Utara dapat mendapatkan ridha dari Allah SWT dan bisa membuat aman, tentram dan damai,” ujarnya.
BACA JUGA:
Selain meminta doa restu, pasangan ini juga berharap MUI dapat membimbing dan mengarahkan mereka dalam proses Pilkada ini.
Karena ia sadar, keadaan masyarakat sumut yang beragam, mulai dari agama, suku, dan rasnya. Ia tidak memungkiri, dan takut pada masa Pilkada ini pihaknya tersenggol isu sara.
“Saya tau persis Sumut ini beragam, dari 33 kabupaten/kota, terdiri dari berbagai agama, suku, dan ras. kami faham hal itu, jadi kami mohon awasi kami, agar tidak muncul isu sara dari kami nantinya,” ucapnya.
“Kami juga berharap masyarakat tidak terpecah belah seiring dengan Pilgubsu ini. Dan siapapun yang terpilih nantinya, mudah-mudahan itulah yang terbaik,” sambung Ijeck.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan MUI Sumut, Yasir Nasution, berharap agar pasangan Edy-Ijeck dapat menyelesaikan kegelisahan-kegelisahan umat ketika nanti diamanahkan menjadi Gubsu dan Wagubsu. Ia menambahkan, masyarakat sudah lama menanti pemimpin yang dapat menghadirkan suasana yang seimbang, antar material dan spiritual.
“Saat ini yang selalu ditekankan hanya pembangunan dalam segi fisik, namun pembangunan yang bersifat spiritual sudah tidak terdengar lagi,” katanya.
Menambahkan, Ketua MUI Kota Medan, Prof HM Hatta merasa bangga, anak Sumut asli ingin membaktikan diri untuk memperbaiki kampung halamannya.
“Insya Allah perjuangan bapak adalah perjuangan yang diridhai allah, dan Insya Allah terpilih menjadi pemimpin yang amanah,” ujarnya.
Edy kembali mengharapkan, MUI dapat membantunya untuk menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat sumut.
Karena masyarakat yang beragam, maka dibutuhkan rasa aman dan nyaman untuk menghadirkan Sumut yang maju. (mtd/min)
==============