medanToday.com, MEDAN – Kepala sekolah SMK Perguruan Eria, Edi Azhar menyampaikan masalah kerumun di lingkungan sekolah masih menjadi persoalan saat belajar tatap muka di masa pandemi diaktifkan. Sebab, belum tentu semua murid bisa mematuhui protokol kesehatan (Prokes).
“Potensi kerumunan pasti ada karena perguruan ini kan ada TK, SD, SMP, SMK, dan SMA. Jadi, kalau waktu istirahat dan pulang sekolah pasti mereka berkumpul-kumpul,” katanya saat di wawancara di ruang kerjanya Jalan SM Raja Medan beberapa waktu lalu.
Terlebih bagi murid yang pulangnya menggunakan jasa angkutan umum. Mereka pastinya akan menunggu dengan berkumpul di depan sekolah. Berbeda dengan murid yang membawa kenderaan sendiri. Begitu keluar mereka bisa langsung disuruh pulang. Pun begitu, ia mengaku sudah ada membuat strategi untuk mengantisipasi permasalahan tersebut.
“Misal, bagi yang menunggu angkot kita beri arahan supaya jangan terlalu lama menunggu, kalau angkotnya sudah datang langsung pulang. Nanti ada juga guru piket dan satpam yang terus memantau agar anak-anak tetap disiplin Prokes,” katanya.
Sedangkan untuk menjaga jarak di ruang kelas, pihaknya akan memangkas daya tampung kelas menjadi 50 persen dari jumlah biasa dan membuat sistem masuk secara bergelombang. Fasilitas Prokes yang disediakan juga sudah memadai seperti tempat cuci tangan di depan sekolah dan setiap kantor. Kemudian masker, alat cek suhu tubuh, hand sanitizer dan bilik disinfektan.
“Misalnya kondisi normal ada 38 siswa, kalau tatap muka nanti jadi 19 agar jarak tempat duduk sesuai dengan Prokes. Kalau untuk belajar bergelombang nanti akan disesuaikan dengan aturan main dari pihak terkait,” ungkapnya. (mtd/min)