Kisah Nenek SINAMBELA, Istri Prajurit yang Berjuang dari Rumah

0
645

medanToday.com,DELISERDANG – Umurnya sudah 76 tahun. Namun nada bicaranya masih begitu bersemangat. Meledak-ledak khas perempuan Batak ketika berkisah tentang perjuangan suaminya, Kliwon, sewaktu menjaga kemerdekaan Indonesia di tanah Medan. Sesekali ia menyelipkan rambutnya yang sudah memutih ke belakang telinganya.

Namanya Nur Atia br Sinambela. Tatkala bercerita, sesekali ia melirik suaminya seakan minta dibenarkan atas kisah perjuangan yang begitu fasih dituturkannya. Termasuk kisah dukanya ketika suaminya sempat berbulan-bulan tak bisa melihat putrinya sampai berumur 8 (delapan) bulan.

“Dari mulai sebelum melahirkan sampai anak saya berumur 8 bulan.Gak bisa dijenguk bapaknya.Perang terus soalnya. Gak bisa saya berharap untuk pulang. Bisa selamat saja sudah syukur,” katanya sambil tertawa.

Nur Atia lebih banyak bercerita dibanding suaminya. Pak Kliwon sesekali hanya tersenyum dan mengangguk saja sambil terus menatap wajah istrinya yang memiliki perbedaan umur sekitar 12 tahun.

“Jaman dulu susah. Apalagi waktu perang. Pernah ya saya dikasih makan nasi campur jagung. Saya ngambek. Orangtua saya aja meskipun susah gak pernah kasih makan jagung. Saya bilang ke bapak saya mau makan nasi restoran,” tutur Nur Atia.

Meskipun suaminya kerap dipanggil ke medan perang, baginya ia tetap tidak boleh berdiam diri menunggu di rumah saja. Setiap suaminya berangkat memanggul senjata, ia tak mau ketinggalan.

“Kalau bapak lagi perang, saya ke ladang orang. Berjuang juga. Senjatanya aja yang beda. Diupahin untuk motong padi. Atau jualan makanan-makanan kecil. Saya gantung di depan rumah. Kalau gak begitu, uang gak pernah cukup,” kata ibu tiga orang anak ini.

Ia mengaku tak pernah menunjukkan rasa khawatirnya bila Pak Kliwon harus berangkat ke medan perang. Sebagai istri dari seorang prajurit, ia harus membuang jauh-jauh rasa takutnya.

“Saya percaya sama bapak kalau dia bisa jaga diri. Saya percaya dia pasti pulang ke rumah. Istri prajurit harus kuat,” tandasnya.

BACA:

Kunjungi Rumah Veteran Tertua di SUMUT Pada Hari Pahlawan

Ia cukup menikmati masa tuanya kini di rumahnya yang kecil bersama anak, cucu dan juga cicitnya. Berharap pemerintah tetap memperhatikan nasib mereka yang kini bergantung dengan uang pensiun secukupnya.

“Tugas bapak sudah selesai. Sekarang kami berpesan untuk yang muda-muda ini. Tetap berjuang dalam hidup. Jangan narkoba. Jaga baik-baik negeri ini,” katanya yang langsung disambut senyuman oleh Pak Kliwon.(mtd/ris)

================