medanToday.com, JAKARTA – Survei perbankan Bank Indonesia (BI) menilai pada triwulan IV 2017 pertumbuhan triwulanan kredit baru diperkirakan akan menguat, tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 98,1% lebih tinggi dari 77,9% pada triwulan sebelumnya.
Lebih lanjut, bank sentral menyebut perkiraan menguatnya pertumbuhan ekonomi dan tren penurunan suku bunga kredit menjadi faktor utama yang mendorong meningkatknya optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit triwulan IV-2017.
Pasalnya, pada triwulan III 2017 persentase jumlah responden yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target (deviasi di atas 5%) sebanyak 77,5%, lebih rendah dibandingkan 82,5% pada triwulan sebelumnya.
“Terutama dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi dan terbatasnya kebutuhan pembiayaan dari nasabah,” ujar BI dalam keterangan resminya, Jumat (13/10).
Kredit modal kerja masih menjadi prioritas penyaluran kredit dari sisi penggunaan. Sedangkan dari sisi sektoran yang menjadi prioritas utama adalah sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan, dan sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan.
BI juga menilai kebijakan penyaluran kredit perbankan diperkirakan lebih longgar pada triwulan IV 2017. Hal ini tercermin dari SBT tingkat penyaluran kredit sebesar 14,4%, lebih rendah dari 19,8% pada triwulan sebelumnya.
“Pelonggaran kebijakan terutama berupa penurunan biaya persetujuan kredit, peningkatan plafon kredit dan penurunan suku bunga kredit,” tambah BI.
Adapun dari sisi dana pihak ketiga (DPK) atau dana simpanan nasabah di perbankan, diperkirakan juga akan menguat pada triwulan IV 2017.
Hal ini tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 91,4% lebih tinggi dibandingkan 88,3% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini, terutama dipengaruhi oleh suku bunga dana yang masih menarik bagi nasabah dan peningkatan pelayanan jasa perbankan.
(mtd/min)