medanToday.com,MEDAN – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk ‘Bijak Bermedia Digital’.
Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan masyarakat umum, dihadiri oleh sekitar 1.264 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Diana Amalisari, Akademisi Pembentukkan Karakter; Bayu Wardhana, Pemimpin Redaksi Independen.id, Junaidi, Dosen PNS/ASN Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UINSU; dan Zailani, Wakil Dekan I FAI UMSU.
Diana Amaliasari memaparkan seperti yang kita ketahui bahwa kebiasaan masyarakat tidak bisa lepas dari gawai. Yang pertama kali dilihat setelah bangun tidur yaitu membuka gawai hanya untuk mengetahui ada informasi apa hari ini.
Sudah hampir dua tahun di kondisi pandemic harus di rumah dan kegiatan yang kita lakukan tergantung pada gadget/gawai seperti untuk berbelanja, media bekerja, hingga untuk media pembelajaran. Perubahan ini siap ataupun tidak siap harus dilalui tapi yang menjadi permasalahan adalah apakah kita bisa bijak dalam menggunakan media sosial ini. Karena kebiasaan dan perilaku yang tidak bisa lepas dari gawai.
Bayu Wardhana mengatakan salah satu jenis kejahatan siber yaitu peretasan dimana akun kita diambil alih dan diganti isinya. Itulah contoh sehari-hari yang dapat terjadi kepada siapa saja. Oleh karena itu kita butuh untuk mengamankan akun media sosial.
“Data pribadi perlu dilindungi untuk menghindari dari perbuatan kriminal. Maka jangan bagikan data pribadi dirimu atau orang lain,” jelasnya.
Zailani memaparkan kalau melihat manusia dalam konteks fungsi maka manusia itu terletak beda pada pikirannya. Karena manusia lebih unggul daripada makhluk lainnya.
Maka harus mempunyai tata krama dalam berkomunikasi. Kalau bicara tentang tata krama adalah Perilaku normatif dalam pergaulan sosial (interaksi antar individu dalam masyarakat) yang mencita-citakan keteraturan dan ketertiban masyarakat.
“Masyarakat Indonesia dikenal dengan tata krama tetapi hasil penelitian membuktikan bahwa negara Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak ada tata krama dalam bersosial media,” ungkapnya.
Junaidi memaparkan media Massa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi melalui media seperti koran, radio, TV, dan internet. Massa diibaratkan seperti ‘hutan Belantara’. Banyak manusia yang kepribadiannya tidak diketahui.
Karakteristik media massa itu bersifat satu arah/one way communication, meluas dan serentak, melembaga, terbuka karena pesan itu bisa disampaikan ke siapapun, dan memakai peralatan.
Kemudian ketika ingin mengupload pesan di media massa sama artinya dengan menyampaikan pesan saat berkomunikasi. “Hanya saja, pesan di media massa itu lebih cepat tersebar secara luas,” terangnya.
================================