medanToday.com,NIAS BARAT – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital”.
Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Eval Wari, ACC, Dosen dan Youth Education Observer; Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom, Operasional Manager PT. Mega Laras Lestari; Ahmad Razali, M.Sos, Dosen dan DIrektur Program Pascasarjana IAIN Metro; dan Dr. Anang Anas Azhar, M.A, Millennial Influencer, Motivator Muda dan Founder ILC English Course.
Eval Wari menyampaikan yang bisa kita lakukan adalah kritis ketika menerima informasi, cek informasi, kendalikan diri serta jangan asal sebar, dan laporkan hoax.
Dionni Ditya Perdana mengatakan rekam jejak berpotensi dicari, dilihat, disalin diproduksi, dan lainnya. Rekam jejak digunakan sebagai terror atau pembunuhan karakter.
Ahmad Razali menjelaskan setiap berita dari media telah adalah hasil konstruksi pembuatnya. Setiap berita disampaikan dengan menonjolkan bagian (pesan) tertentu dengan cara tertentu. Orang yang berbeda mungkin menangkap pesan yang sama secara berbeda.
“Setiap media mengandung nilai dan sudut pandang tertentu. Sebagian besar media dikelola untuk memperoleh keuntungan dan atau kekuasaan tertentu,” ujarnya.
Menurutnya setiap informasi yang masuk kita harus konfirmasi sumbernya dahulu, membiasakan diri mengecek informasi terlebih dahulu. Mengecek informasi yang sama di tempat yang berbeda dan jangan termakan informasi tanpa mengecek.
Anang Anas Azhar menuturkan harus ada upaya melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam etika berinternet. Terjerumus. Membuka peluang adanya tindakan kejahatan cyber.
“Harus ada petugas cyber crime yang kuat dan pihak kepolisian,” ungkapnya.
Suchi Mentari selaku Key Opinion Leader menyampaikan masih banyak hal negatif di media sosial dengan adanya seminar ini mengajarkan kita bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak dan kreatif.(*)