ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,MEDAN – Ada dua hal yang kontradiktif dalam perkembangan digital saat ini. Pertama, penggunaan internet tidak lagi memandang batas-batas teritorial, negara kota atau desa. Kedua, ada kesenjangan sumber daya manusia antara mereka yang di desa atau kota.

“Mereka yang tinggal di perkotaan memiliki aktivitas digital internet yang lebih baik,” ujar Dr. Mohammad Yusri, Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pembangunan Strategis UMSU saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan mengusung tema “Bijak Mengekspresikan Diri di Era Digital”.

Psikolog dan Psikoterapis, Sandi Kartasasmita, M.Psi memaparkan dalam bermedia sosial, jika kita menggunakannya sesuai dengan potensi kita itu akan menghasilkan sesuatu yang positif. Jika kita sudah menemukan bakat kita kemudian kita tentukan media digital yang sesuai dengan passion yang kita miliki.

“Media digital bisa digunakan untuk mengoptimalkan diri kita. Bagikan pengetahuan atau keterampilan sesuai dengan potensi yang ada dan memiliki dampak positif bagi sesama,” katanya.

Seorang Akademisi, Dionni Ditya Perdana, menjelaskan untuk menghindari terjebak dalam penyebaran konten negatif adalah dengan membuat konten entertain, konten edukatif, konten inspiratif, dan konten informatif.

“Selain itu untuk melindungi data pribadi, adalah berkaitan dengan kata sandi yang harus dikombinasi dengan huruf dan angka serta ganti kata sandi secara berkala,” jelasnya.

Praktisi Bahasa, Saptari Wibowo mengatakan hacker dan cracker melakukannya dibawah motif untuk mendapat keuntungan atau uang, Espionage, FIG (Fun, Ideology, Grudge), atau mungkin motif lainnya adalah karena error dan glitches. Bagi potensi hacker atau cracker ada dua kemungkinan yaitu untuk masuk ke jeruji atau membuat pundi.

Jika melakukan destroy dan steal tentu masuk ke jeruji. Lalu, jika untuk membuat pundi bisa menjadi consultant, trainer, innovator. Semua yang didapatkan sesuai dengan niatnya.

“Untuk generasi yang jenius harus berpikir dua kali terhadap apa yang dilakukan,” ungkapnya.

Joddy Caprinata sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bagi semua kalangan atau profesi kita harus melek digital, dengan adanya literasi digital kita diharapkan bisa mengelolanya dengan baik.

===========================