medanToday.com,MEDAN – Menteri BUMN Rini Soemarno dalam kunjungannya ke Medan mengungkapkan, progress pembangunan Tol Medan-Binjai sudah hampir rampung. Ditargetkan, pada akhir 2017 Tol Medan – Binjai sudah bisa dioperasionalkan.
Hal ini dikatakan Rini setelah melakukan tinjauan langsung ke lokasi tersebut bersama Menteri Agaria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Mochammad Basoeki Hadimoeljono juga Kejagung HM Prasetyo bersama Gubsu Tengku Erry Nuradi, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan unsur Forum Komunikasi Daerah (FKPD) Sumut, Rabu 5 Maret 2017 di Medan.
Namun, ia tak menampik adanya masalah yang masih mengganjal dalam pembangunan Tol Medan – Binjai tersebut. Masalah yang dihadapi adalah kendala pembebasan lahan di salah satu seksi yang padat permukiman. Untuk masalah tersebut, Rini menargetkan akan selesai akhir bulan ini.
“Untuk persoalan pembebasan lahan di seksi 1 ini memang cukup rumit. Sehingga masih dalam proses dan sedang kita bicarakan. Namun, untuk seksi 2 dan seksi 3 saat ini lagi proses pembangunan. Kita targetkan sebelum lebaran sudah dapat digunakan oleh masyarakat,” terang Rini, Rabu 5 April 2017 di Kantor PTPN III, Jalan Kapten Muslim Medan.
Rini menambahkan, kalau dalam bulan April ini pembebasan lahan untuk seksi 1 dapat diselesaikan, maka pembangunan sudah dapat dilanjutkan. Permasalahannya di lahan tersebut kata Rini terdapat tiga sertifikat tanah, namun ada 360 KK yang saat ini menempati lahan tersebut.
Ia berharap untuk persoalan pembebasan lahan di seksi 1 ini, pihak Kejagung, Menteri PUPR dan Menteri Agraria dan Tata Ruang dapat membantu menyelesaikannya. Sehingga di akhir tahun, keseluruhan pembangunan jalan Tol Medan-Binjai dapat dioperasionalkan.
“Makanya kita harapkan bulan April ini pembebasan lahan sudah dapat diselesaikan untuk seksi 1, dan kita targetkan di akhir 2017 keseluruhannya dapat betul-betul selesai dan dapat dioperasionalkan,” tambah Rini.
Rini memaparkan, saat ini progress pembebasan lahan jalan Tol untuk ruas Medan- Binjai, untuk seksi 1 yang berada di daerah Tanjung Mulia- Helvetia panjang 6.071 Km dengan kebutuhan lahan 36,66 hektar, progress pengadaan lahan mencapai 24,74 hektar atau 67,49 persen dan progress fisik 16,715 persen.
Untuk seksi 2 yang berada di daerah Helvetia-Sei Semayang panjang 9,051 Km dengan kebutuhan lahan 46,36 ha dengan progress pengadaan lahan 45,02 ha atau 97,11 persen dan progress fisik 88,43 persen. Sementara untuk seksi 3, yang berada di daerah Sei Semayang-Binjai dengan panjang 10.319 Km dengan kebutuhan lahan 61,04 ha dan progress pengadaan lahan 60,70 Ha atau 99,48 persen dan progress pembangunan fisik 86,27 persen.
Secara keseluruhan panjang luas lahan yang harus dibebaskan 25,441 Ha dengan kebutuhan lahan 144,06 Ha dan luas progress pengadaan tanah 130,45 Ha atau 90,57 persen dengan progress fisik 57,02 persen. Pembangunan ini memakan dana sekitar Rp1,1 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Kejagung M Prasetyo menyatakan, pihaknya siap untuk mengawal dan mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang tengah berjalan. “Kita siap untuk membackup yakni mengawal dan mengamankan pelaksanaan pembangunan,”ujar Prasetyo.
Untuk melakukan hal itu, lanjut dia, Kejagung memiliki TP4 yakni tim pengawal pengamanan pemerintah pembangunan. “Kita ada TP4 yang berada di tingkat pusat juga ada di sini,” tandas M Prasetyo.(mtd/bwo)
=============