JAKARTA, MEDAN-TODAY.com – Sebanyak enam dari sembilan calon Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2016-2020 menyampaikan misi dan visinya. Para calon ketum yang hadir pun dibombardir oleh tiga panelis dalam acara debat calon ketum PSSI yang digelar di gedung SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Selasa (04/10/2016).
Enam calon Ketum PSSI yang hadir adalah Djohar Arifin Husin, Tonny Apriliani, Moeldoko, Eddy Rumpoko, Sarman El Hakim, dan Kurniawan Dwi Yulianto. Yang absen adalah Edy Rahmayadi, Erwin Aksa, dan Benhard Limbong.
Dalam acara debat yang diprakarsai oleh PSSI Pers ini, para calon Ketum yang hadir dites oleh tiga panelis.
Ketiga panelis itu adalah wartawan senior Soemohadi Marsis dan Anton Sanjoyo, serta pengamat olahraga Fritz Simanjuntak.
Debat berlangsung menarik sejak awal. Para panelis pun terus membombardir para calon dengan pertanyaan tajam menyoal masa depan sepak bola Indonesia.
Salah satu calon Ketum yang mendapatkan pertanyaan tajam dari panelis adalah Djohar Arifin Husin. Dia adalah mantan Ketua Umum PSSI periode 2011-2016.
“Apa yang bakal Anda lakukan untuk menghilangkan missing link antar kompetisi kelompok umur? Semasa PSSI dipegang Anda, saya tidak melihat adanya hal tersebut,” ucap panelis Anton Sanjoyo kepada Djohar.
Kendati diragukan karena sempat “kurang berhasil” dalam memimpin PSSI, Djohar tetap bersikap optimistis
Djohar beralasan, kegaduhan pada masa kepemimpinannya dulu membuat sejumlah programnya terganggu.
Maklum, saat Djohar menjabat Ketum PSSI, sepak bola Indonesia sempat mengalami konflik dualisme kompetisi, yakni Liga Primer Indonesia (LPI) dan Indonesia Super League (ISL).
“Maka, saya yang barangkali paling siap bekerja sebagai Ketum PSSI. Ya,karena untuk itu saya tidak perlu meraba-raba lagi,” katanya.
Djohar dan delapan calon Ketum PSSI lain akan bertarung untuk memperebutkan kursi nomor satu PSSI.
Rencananya, Kongres Pemilihan (KP) akan dilangsungkan di Makassar, 17 Oktober 2016. (MTD/kompas.com)