Ilustrasi Mahasiswa. (sumber:internet)

medanToday.com,MEDAN – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Bangun Masyarakat Digital Berbudaya Indonesia”.

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan umum, dihadiri oleh sekitar 1.567 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Arief Wicaksono, Finance Accounting Manager, Pehobi Foto; Ida ayu Prasastih Dwei, S.I.Kom., M.P.P, Communication Specialist; Lisa Dwi Afri, M.Pd, Dosen UINSU Medan; dan Dr. Imam Hadi Sustrino, M.Si, Peneliti Sejarah dan Budaya UnSam Langsa.

Pada Sesi pertama, Arief Wicaksono menyampaikan pertama akan meng-overview pariwisata nasional dan Sumut, Kota Medan. Kedua, media digital sebagai alat promosi pariwisata ketiga peraturan dan ketentuan promosi di media digital keempat strategi mempromosikan destinasi wisata di masa pandemic covid 19 dan terakhir tips promosi pariwisata melalui media sosial.

“Pengaruh media digital merubah dunia, merubah cara kita membentuk dunia di sekitar kita, merubah cara berpikir, kita membentuk perangkat dan alat, kemudian perangkat dan alat tersebut membantu kita. Organisasi media mengembangkan keberadaan lingkungan media digital,” ujarnya.

Ida ayu Prasastih Dwei, S.I.Kom., M.P.P mengatakan jadi beradab itu suatu kata yang berat karena beradab itu harus baik di segala hal. Tiga hal yang perlu dilakukan, pertama berinteraksi yang santun di dunia digital kedua toleransi terhadap perbedaan di dunia digital ketiga Berjualan dan berkomentar dengan santun saat berjualan online.

“Komunikasi yang penuh perhatian melibatkan penerapan prinsip-prinsip perhatian pada cara kita berhubungan dengan orang lain. Prinsip-prinsip ini termasuk menetapkan niat, hadir sepenuhnya, tetap terbuka dan tidak menghakimi, dan berhubungan dengan orang lain dengan belas kasih,” ungkapnya.

Lisa Dwi Afri, M.Pd menjelaskan mari kita ajak teman kita cinta budaya lokal agar kita tidak terpengaruh oleh efek negatif dari digital banyak yang harus kita banggakan seperti memakai batik dan tari-tarian di Indonesia, jadi revolusi society 5.0 adalah bagaimana cara kita agar dapat meningkatkan skill, dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi tersebut bila tidak kita dapat tertinggal kara jika tidak kita akan terseleksi dengan alam tetapi jangan sampai terpengaruh dan menghilangkan budaya Indonesia.
“Sebaiknya kita menanamkan budaya lokal juga sejak dini baik dari keluarga maupun Pendidikan, untuk anak yang masih kecil kita bisa mengenalkan budaya melalui Bahasa atau etikanya,” jelasnya.

Imam Hadi Sustrino menuturkan Data pribadi adalah setiap data yang teridentifikasi dan/atau dapat diidentifikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui elektronik atau nonelektronik, Data Pribadi Penting Dilindungi?

Gangguan spam di Indonesia termasuk tinggi, Kasus penipuan e-commerce dan perbankan digital termasuk tinggi, Kasus penyalahgunaan data pribadi di Indonesia termasuk tinggi.

“Data yang harus dilindungi: data sensitive ras/etnis, opini politik, agama, keanggotaan serikat pekerja, data genetic, data biometric, riwayat kesehatan data pribadi umum nama & nama keluarga, alamat rumah, email, nomor KTP,” jelasnya.

Leon Ray Legoh selaku Key Opinion Leader menyampaikan ketika membuat konten kita harus tau apa yang orang sukai agar orang cepat paham dan harus menarik dan jika ingin menyebarkan berita kita cek terlebih dahulu, dan media sosial saat ini dibandingkan zaman dahulu semakin banyak orang yang lebih berekspresif dalam menyampaikan sesuatu dalam berbagai macam bentuk dari foto sampai video.