medanToday.com,NIAS UTARA – Ketua Forum Bahasa Media Se-Indonesia, Tendy K. Somantri menyampaikan dalam media sosial kita sering mengalami terjadinya perbedaan pendapat. Biasanya hal ini dapat dilihat dari sudut pandang kebudayaan, di mana budaya dapat membentuk pola pikir dan mengubah perilaku.
“Perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat juga dapat disebabkan oleh proses komunikasi. Di komunikasi verbal bisa dilihat dari nada suara, tata kalimat atau pilihan kata. Sedangkan dalam komunikasi non verbal dapat dilihat dari bahasa tubuh, ekspresi, dan isyarat,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang berlangsung di Nias Utara pada 22 Juni 2021.
Menurutnya, tips untuk aman dan nyaman dalam era media digital, yaitu niat baik, gunakan bahasa yang santun, hindari pelecehan SARA, pornografi dan kekerasan, periksa kebenaran berita untuk menghindari hoax dan menghargai hasil karya orang lain.
Kontributor Puskur, Puspendik, Pustekkom Kemendikbud, Sri Satata, menyampaikan materi tentang internet sehat dan aman dalam pembelajaran online. Menurutnya tips dalam berinternet yang sehat dan aman yaitu jangan memberikan informasi pribadi, jangan membagikan foto ke orang yang tidak dikenal.
Kemudian, simpan password dan ganti password secara rutin berkala. Selain itu, jika kita mencari informasi atau ingin membagikannya kembali cantumkan sumber informasinya.
“Jika mengalami keanehan di media sosial segera ceritakan pengalaman pada orang dewasa di sekitar,” ungkapnya.
Kadis Perpustakaan & Arsip Nias Utara, Mansurman Wawuru menyampaikan media sosial membawa semua orang lebih dekat dan berfungsi sebagai ruang di mana orang dapat berbagi cerita, mendengarkan pengalaman orang lain dan membangun komunitas. Media sosial juga menjadi sarana menyebar Hoax (Kebohongan) dan Hate Speech (kebencian).
“Beberapa pesan penting ketika bermedia sosial di antaranya jangan asal posting konten, tak perlu detail mencantumkan Informasi, jaga etika, selalu waspada dan jangan langsung percaya, filter akun-akun yang diikuti,” ujarnya.
Sedangkan Wahidin Purba menjelaskan multikulturalisme dalam ruang digital. Berasal dari dua suku kata yaitu multi yang berarti beragam dan kultural adalah budaya.
Dalam masyarakat kultural pun internet menjadi kebutuhan sehari-hari. Manfaat dari era digital yaitu merupakan sumber informasi yang cepat, dapat membangun kreativitas, dapat melakukan pembelajaran jarak jauh dan jejaring sosial serta dapat mendorong perekonomian dan layanan publik. Pentingnya multikultural dalam ruang digital ini adalah konsepnya.
“Konsep ini berguna dalam pembelajaran online yang berjalan saat ini demi menghargai perbedaan dan membuat konten-konten yang bersifat edukatif,” jelasya.(*)
===========================