medanToday.com, JAKARTA – Pasien yang tenang begitu divonis positif Covid-19 cenderung lebih cepat sembuh dibanding mereka yang panik, atau gelisah ketika mengetahui dirinya terpapar.
Spesialis Paru dan Konsultan Intensivist dan Gawat Nafas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, dr. Dewiyana Andari Kusmana mengatakan, pasien yang tenang begitu divonis positif akan jauh lebih mudah penyembuhannya dibandingkan dengan mereka yang gelisah.
“Kalau gelisah terus maka semakin tegang dan banyak penyakit lain yang muncul,” ujar Dewiyana dalam talkshow “Pentingnya Iman, Aman, dan Imun” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (6/10) siang.
Dalam kesempatan yang sama, Dewiyana membagi tips terhadap pasien positif Covid khususnya orang tanpa gejala (OTG) agar makan, minum dan istirahat cukup. Kemudian berpikir tenang dan tidak panik begitu dinyatakan positif Corona.
“Jangan panik, karena bisa membuat hormon berantakan, lambung iritasi, nadi hipertensi dan psikis gelisah. Itu mengacaukan semuanya,” ungkapnya.
Sementara, penyintas Covid-19 bernama Turyono mengatakan sampai saat ini dirinya masih bertanya-tanya terkait label OTG yang menimpanya. Dia mengaku selama tiga puluh hari sudah menjalani isolasi mandiri di rumah sakit karena terkonfirmasi positif.
“Kalau sakit gigi ada cenat-cenut dan sakit pinggang berasa linu. Tapi kalau OTG ini sama sekali tidak ada gejala. Itu yang saya rasakan selama sebulan,” ungkap Rohaniawan Kota Tegal itu melalui zoom.
Turyono juga berbagi pengalaman tentang dirinya bisa bebas dari corona tanpa mengkonsumsi suplemen atau vitamin yang disiapkan rumah sakit. Melainkan terapi yang dilakukannya adalah olahraga, bernyanyi dan berdoa.
“Kita memang harus hati-hati karena bahaya dari virus ini sesungguhnya roh ketakutan yang dihembuskan. Sehingga orang yang terpapar imunitas tubuhnya menjadi turun,” ucapnya.
Rohaniawan yang kini menjadi relawan Covid-19, ini mengaku kalau awal-awal dirinya pun sempat takut, sehingga selama di rumah sakit tidurnya hanya satu jam tiap malam. Dampak dari itu muncul penyakit darah tinggi karena kurang tidur.
Dia juga berbagi pesan dari dokter spesialis yang menanganinya ketika dirawat. Pesannya adalah tetap tenang, bersuka cita dan gembira sehingga akan menjadi obat untuk kesembuhan.
“Kalau kita bersuka cita, bergembira, itu akan menjadi support. Makanya saya hanya istirahat, olahraga, bernyanyi, dan berdoa. Itu sebagai pengganti infus dan semangat yang membuat saya kuat,” kata Turyono menutup kisahnya sebagai penyintas Covid-19.(mtd/min)