Pelajar dan Mahasiswa Harus Cerdas Digital

0
134
ILUSTRASI. Ist

medanToday.com,NIAS BARAT – Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara dengan mengusung tema “Menjadi Pelajar dan Mahasiswa Cerdas Digital”.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar serta mahasiswa dan sukses dihadiri 636 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Salim Mustofa seorang senior Researcher BATAN dan Wasekjen IABIE, Sugiyono seorang Akademisi, Pemerhati Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, Arsyad Thalib Laia, seorang Kepala Sekolah SMAN 1 Sirombu, dan Dr. Muhammad Alfikri Matondang, Kaprodi Ilmu Komunikasi FIS UINSU.

Penggiat media sosial Dini Valdiani bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.

Pada Sesi pertama tampil Dr. Salim Mustofa memaparkan digital skills adalah keterampilan memakai, memanfaatkan, mengoptimalkan, dan mengelola perangkat, platform, dan teknologi digital di era industri. Lima skill paling dicari perusahaan tahun 2021 diantaranya copy dan content writing, desain grafis, software engineer, artificial intelligence dan digital marketing.

Giliran pembicara kedua, Sugiyono, menjelaskan menjadi pelajar dan mahasiswa adalah kewajiban.

“Hal ini harus kita tanggapi dengan cerdas dan serius. Internet dianggap sebagai sebuah saluran komunikasi yang berjangkauan luas, yang diharapkan dapat menjadi sebuah ruang publik baru. Yaitu sebagai sarana untuk berkomunikasi satu sama lain secara bebas,” ujarnya.

Kemudian, tambahnya, budaya digital adalah budaya yang berkesinambungan. Hal ini didukung oleh fakta bahwa teknologi didgital memungkinan fleksibilitas dan kesempatan bagi pengguna untuk menambah dan mengubah teks media.

Tampil sebagai pembicara ketiga Arsyad Thalib Laia, mengatakan digital Etik adalah kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi digital adalah salah satu jantung dari kehidupan ekonomi dan sosial kita. Internet menjadi infrastruktur komunikasi lokal dan internasional untuk kegiatan ekonomi dan politik. Ini menyebabkan informasi dan keamanan yang dihasilkannya digunakan untuk tujuan komersial oleh sebab itu masalah ini adalah salah satu pelanggaran privasi.

Pembicara keempat Dr. Muhammad Alfikri Matondang, menuturkan budaya digital adalah mengubah cara pandang masyarakat kita terhadap digital. Digital dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga menarik dan memberikan kekuatan luar biasa dalam menunjang percepatan perkembangan teknologi literasi.

“Salah satu sisi lain kekuatan itu adalah digitalisasi yang berhubungan dengan konsep reproduksi. Proses digitalisasi ini memperkenalkan cara baru dalam persepsi masyarakat kita,” jelasnya.

Dini Valdiani sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan hal ini membuat beliau lebih bijak lagi dalam menggunakan media Sosial. Peluang yang akhirnya didapatkan dari media social yaitu bisa berdagang, membantu orang dan masih banyak lagi.(*)

==========================