ILUSTRASI. Ist

medanToday.com,TAPTENG – Owner Deenee Gallery, Niken Rizki Amalia menyampaikan perbedaan antar generasi yaitu Generasi Baby Boomer (1964-1964) merupakan Generasi yang berjiwa petualang, optimistis, berorientasi kerja, dan anti pemerintah.

Generasi X (1965-1976) merupakan generasi individualis, luwes, skeptis terhadap wewenang, dan harapan tinggi terhadap pekerjaan. Generasi Milenial (1977-1995) merupakan generasi percaya diri, berorientasi terhadap kesuksesan, toleran, kompetitif, dan haus perhatian.

Generasi Z (1996-2010) merupakan generasi menghargai keberagaman, menghendaki perubahan sosial, suka berbagi, dan berorientasi target.

“Generasi Alpha (2010-sekarang) merupakan generasi yang belum terdeteksi,” ungkapnya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Literasi Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik Di Era Digital” beberapa waktu lalu.

CEO Saesha Cantika Indonesia, Inna Dinovita, mengatakan interconnected network merupakan jaringan komunikasi secara global dan terbuka, yang menghubungkan antar jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis yang dibantu dengan keberadaan telepon ataupun satelit. “Dampak positif internet yaitu media komunikasi dan interaksi,” katanya.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Boy Rahman Hasibuan menjelaskan literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital yang mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, kreatif, cermat, dan tanggung jawab.

Menurutnya kita dapat menerapkan literasi digital dengan dapat menggunakan aplikasi digital, guru juga dapat membuat semacam kegiatan memberikan kepada siswa siswa melalui aplikasi digital, ataupun juga menulis catatan dengan aplikasi digital.

“Guru juga melakukan pembelajaran online saat pandemi dengan aplikasi digital seperti Google Meet dan Zoom,” ungkapnya.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sibolga, Bastian Sitompul menuturkan literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan membuat informasi, dan memanfaatkan secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Ratih Anggraini selaku Key Opinion Leader menyampaikan para narasumber memberi informasi yang sangat bermanfaat informasinya karena ketika kita mengirim pesan kepada orang lain itu ada etika nya tidak asal kirim chat saja, itu juga termasuk kepada para guru dan dosen.