Peran Penting Lembaga Pemantau Pemilu dalam Pilkada Bebas Covid-19

0
144
Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro menjadi pembicara kunci webinar Bimbingan Teknis Pemantau Pemilu Pilkada 2020 Network for Indonesian Democratic Sociey (Netfid), Sabtu (5/12). (Istimewa)

medanToday.com, JAKARTA – Lembaga pemantau pemilihan umum memiliki peran sangat penting agar Pilkada terhindar dari kecurangan dan berjalan sesuai dengan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Untuk itu organisasi pemantau Pemilu perlu memperluas perannya, tidak hanya bekerja pada saat pencoblosan tapi juga terlibat dari hilir dalam hal prosesnya.

“Organisasi pemantau pemilu harus juga memastikan pelaksanaan Pilkada berjalan baik, termasuk sehat dan terbebas dari penularan Covid-19. Semoga Pilkada lancar, semua pihak sehat dan tidak terjadi klaster baru Covid-19,” tegas Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro saat menjadi pembicara kunci webinar Bimbingan Teknis Pemantau Pemilu Pilkada 2020 Network for Indonesian Democratic Sociey (Netfid), Sabtu (5/12).

Pada kesempatan ini, Juri yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyampaikan, pentingnya peran organisasi pemantau Pemilu. Untuk itu, ia menekankan pemantau Pemilu tidak satu arah dan harus menyeluruh ke semua pihak yang terlibat dalam Pemilu.

“Hingga kini, pemantau Pemilu masih relevan keberadaannya. Terlebih, semua pihak yang terlibat dalam Pemilu punya potensi melakukan kecurangan atau pelanggaran dalam meraup suara,” ungkapnya.

Juri juga berpesan, pemantau Pemilu merupakan orang terpilih yang merupakan pribadi atau organisasi yang kredibel. Bahkan, katanya, pemantau Pemilu bisa menjadi tumpuan dalam demokratisasi Pemilu dan harus jadi alternatif bagi upaya memperbaiki Pemilu. Dia juga menegaskan, orang-orang yang terlibat dalam pemantau pemilu harus punya sifat kerelawanan dengan tidak mengharapkan honor.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Rektor IV LSPR sekaligus Dewan Pembina Netfid Lestari Nurhajati berharap pemantau Pemilu tidak hanya bekerja dalam hal prosedural saja, melainkan juga secara substansial.

“Konsep pemantauan harus di semua lini. Pemantau akan jadi luar biasa jika sangat mampu membagi pekerjaan di beberapa sektor,” ujar Lestari seraya mengingatkan, semua pihak harus sadar akan kesehatan karena Pilkada di 2020 berada di tengah pandemi Covid-19.

Peneliti Senior Netgrit Hadar N. Gumay yang juga hadir dalam webinar ini setuju jika pemantauan Pemilu punya peran yang sangat penting. Terlebih, kata Hadar, kerap terjadi beragam persoalan dalam Pemilu yang ternyata merupakan permasalah lama yang belum selesai.

“Maka pemantau pemilu punya tujuan mulia yakni harus bisa memastikan integritas proses Pemilu,” jelas Hadar.

Adapun Ketua Netfid Indonesia Dahliah Umar mengajak seluruh anggotanya untuk memperkuat soliditas dalam mengantisipasi beragam hal yang perlu dipantau. Pada intinya, Dahliah bilang, prinsip Pemilu adalah bebas dan adil, sehingga dia pun mendorong penyelenggara Pemilu berpegang pada prinsip itu.

“Juga jangan dilupakan untuk memantau juga penerapan protokol kesehatan karena Pilkada tahun ini menjadi yang pertama menerapkan protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19,” jelas Dahliah. (mtd/min)