PGI : Terpapar VIRUS CORONA Bukanlah Aib Atau Kutukan

0
268
Jurnalis membawa bunga mawar untuk dibagikan kepada tenaga medis rumah sakit rujukan penanganan virus Corona (COVID-19) RSUD Cut Meutia Aceh Utara, di Lhokseumawe, Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad

medanToday.com,JAKARTA – Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty mengatakan, terinfeksi virus Corona bukanlah sebuah kutukan dari Tuhan.

“Terpapar virus Corona bukanlah aib atau kutukan. Sekali lagi bukanlah aib ataupun kutukan Tuhan,” kata dia dalam acara konferensi pers, Minggu (12/4/2020).

Oleh karenanya, lanjut Jacky, jangan sampai mereka yang terinfeksi virus Corona mendapatkan stigmatisasi hingga dapat mendorong tindakan diskriminasi kepada mereka.

“(Hal itu) harus dilawan secara bersama-sama,” tegasnya.

Jacky pun meminta masyarakat untuk membangun sikap empati bukan diskriminasi di tengah wabah ini. Kalau ada seorang yang terpapar virus Corona yang tinggal di sekitar kita, maka semestinya masyarakat menciptakan suasana yang tidak mengarah kepada tindakan diskriminatif.

“Kita bahkan bisa menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka selama masa karantina. Tentu saja dengan menjaga jarak aman dengan mereka,” ungkapnya.

Ia pun meminta masyarakat untuk mengedukasi keluarganya akan sikap tersebut. Supaya semua paham dan tak lagi melakukan tindakan diskriminatif terhadap mereka yang terpapar virus Corona.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacky Manuputty menyampaikan, merayakan Paskah di rumah bersama keluarga si tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 merupakan sikap pusat iman.

“Kita menjadi umat kebangkitan. Kita diutus untuk terus mempersaksikan kehidupan yang kita temukan di dalam Kristus yang telah bangkit melalui kehidupan kita secara pribadi maupun bersama-sama,” tutur Jacky di Kantor Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (12/4/2020).

Menurut Jacky, kebangkitan Kristus dari kematian menjadi perwujudan Tuhan yang membela kehidupan. Salah satu sikap mengimani hal tersebut dalam kondisi saat ini adalah dengan mengikuti anjuran pemerintah berdiam diri di rumah demi memutus penyebaran Covid-19.

“Sikap abai pada usaha itu justru menjadikan kekristenan dan gereja ancaman atas kehidupan. Dengan begitu berlawanan dengan pesan Paskah,” jelas dia.

========================