Ilustrasi. Ist

medanToday.com,LANGKAT – Psikolog, Sulastry Pardede menjelaskan internet dapat memberi dampak positif dan negatif bagi anak. Penelitian dari University of Wisconsin menunjukkan bahwa anak yang berinteraksi dengan gadget cenderung lebih terampil, belajar lebih cepat dan sedikit membuat kesalahan.

Untuk itu, generasi Millennial sebaiknya didekatkan dengan teknologi namun di bawah pengawasan orangtua.

“Teknologi bukan untuk dihindari, namun disiasati dan dimanfaatkan dengan baik. Anak jangan dibatasi dari teknologi, karena generasi anak saat ini sangat erat dengan teknologi. Namun, orang tua perlu bertanggung jawab mendampingi anak dalam perkembangannya, menyeimbangkan dengan kemajuan teknologi yang ada,” katanya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital bertajuk “Internet Sehat Untuk Anak Cerdas” yang digelar di Langkat, 24 Juni 2021.

Communication Specialist, Ida Ayu Prasastiasih Dewi menyampaikan internet saat ini seperti pisau bermata dua, bisa berdampak positif dan negatif. Internet sehat secara jelas dapat membawa produktivitas jika kita memanfaatkannya dengan baik. Internet sehat tentunya juga dapat menciptakan peluang, dan juga bisa menjadi media belajar dan hiburan.

“Untuk para orang tua berikan sedikit ruang bagi anak untuk menggunakan internet, tetapi tentu saja dengan pengawasan, ajak anak berdiskusi dengan gaya bersahabat lalu undang anak untuk mengajari orang tua mengenai hal-hal yang mereka sukai di internet atau di dunia digital,” ujarnya.

Kepala Prodi S2 MPI UIN Sumut, Makmur Syukri menjelaskan dalam melakukan kegiatan online, baik browsing, chatting, social media, upload, dan download secara tertib, baik, beretika sesuai norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

Saat mengakses suatu informasi dari dunia maya berperilaku tidak melanggar hukum seperti pelanggaran hak cipta, hacking, dan mengakses konten ilegal atau konten negatif. Dalam mengakses internet, disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara kriteria umur, profesi, dan keyakinan yang bertujuan adanya konten yang pas dan tidak melanggar dengan aturan cyber yang berlaku.

Ketua Gradasi Siantar, Khairil Anwar Uzir menyampaikan narkolema adalah narkoba lewat mata. Kecanduan terhadap konten-konten negatif yang ada di internet. Perpaduan antara teknologi internet dengan rasa penasaran yang tinggi, pengawasan orang tua yang longgar adalah sebagai jalan masuknya Narkolema itu.

“Peran orang tua harus mengenali ciri anak yang kecanduan pornografi, mengalihkan perhatian anak dengan kegiatan yang sesuai minat anak, kemudian menghubungi lembaga professional lebih lanjut,” jelasnya.

===========================