JAKARTA,MEDAN-TODAY.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menduga ricuhnya demonstrasi 4 November di depan Istana Kepresidenan akibat pengunjuk rasa yang tak santun. Salah satunya, meski tuntutan sudah dipenuhi, tetap saja minta yang macam-macam.
“Ya itu, minta macam-macam mereka. Mestinya sudah bubar,” ujar Wiranto saat ditemui Tempo seusai memeriksa suasana demo di depan Istana Kepresidenan, Jumat, 4 November 2016.
Seharusnya, demo berakhir pada pukul 18.00 tadi seusai perwakilan demonstran dan pemerintah menggelar pertemuan di Kantor Wakil Presiden. Kericuhan terjadi mulai pada pukul 18.30 WIB.
Beberapa kali benda-benda dilemparkan ke arah polisi dari arah sekelompok demonstran–yang belum diketahui siapa. Mulai dari botol minum, kayu, batu, hingga potongan bambu.
Wiranto mengatakan bahwa salah satu bentuk ketidaksantunan demonstran adalah menyakiti aparat yang berusaha untuk tidak melawan. Wiranto mengklaim setidaknya ada tujuh aparat di depan Istana Kepresidenan yang terluka.
“Tujuh orang tergeletak, digebuki. Itu menyulut emosi. Aparat ini kan masih muda. Saya sudah wanti agar tak terpengaruh. Tapi, kalau sudah digebuki begitu, ya bagaimana lagi (emosi),” tutur Wiranto.
Wiranto mengaku sempat mencoba untuk mengendalikan kerusuhan ini dengan mendatangi figur-figur berpengaruh di rombongan demonstran. Namun, karena medannya cukup berat akibat asap dan gas air mata, ia memutuskan untuk kembali ke Istana Kepresidenan.
“Mereka tahu saya ada tadi. Saya coba damaikan, minta mundur, dan kemudian kembali ke sini,” ujar Wiranto.
Berdasarkan pantauan Tempo, suasana demonstrasi di depan Istana Kepresidenan sudah mulai mereda. Tidak terdengar lagi suara desingan gas air mata. Kepulan asap juga sudah tak terlihat. (mtd/min)
sumber:tempo