medanToday.com,LANGKAT – Darussalim, M.Si, selaku Dewan Pembina APKIR Sumut mengatakan dampak COVID-19 menuntut para tenaga pendidik untuk meningkatkan strategi pengajaran untuk lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satunya adalah virtual lab.
Virtual Lab adalah laboratorium maya atau laboratorium kering (dry lab) yang merupakan tiruan dari sebuah laboratorium riil yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran, dengan integrasi pembelajaran sains dengan TIK, pengawasannya dapat secara daring maupun luring.
Dengan memanfaatkan laboratorium maya, menurutnya dapat memudahkan untuk menjelaskan dan pemahaman dalam era sekarang ini.
“Prinsip pemanfaatan laboratorium maya dengan pemodelan dan simulasi. mengotimalisasikan laboratorium dengan tahap persiapan – pelaksaan – evaluasi. Solusi di era sekarang yaitu dengan virtual lab untuk PJJ (Pembelajaran jarak jauh), perlu upaya dan inovatif tenaga pendidik dalam pemanfaatan virtual lab,” jelasnya saat menjadi pemateri pada Webinar Belajar Online dengan Aplikasi Digital di Langkat, Jumat (10/6/2021).
Muhammad Arif Rahmat, selaku Master Mentor SIGAP UMKM memaparkan pada era sekarang seseorang akan sangat mudah dikenal hanya dengan satu konten aja, sebaliknya seseorang juga akan akan sangat mudah terkucilkan dengan satu berita saja.
Era ini, katanya, disebut dengan era konseptual. Kemudian pada Abad 20 dimana orang akan menguasai media dan informasi maka dialah yang akan menang, pada era ini disebut dengan era informasi.
Kemudian pada abad Ke-19 masuk kepada era industry dimana siapa yang menguasai mesin dan pabrikasi ia yang akan menang.
Menurutnya, setiap generasi mempunyai cara mengajar dan mendidik dengan berbeda. Pada generasi X untuk kehidupan antara pekerjaan, pribadi dan keluarga mulai seimbang, masuk kepada generasi milenial yang dimana generasi yang mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital.
“Pada generasi Z, mereka seolah tidak bisa lepas dari gadget dan aktivitas media sosial dan generasi sekarang ini yaitu generasi Alpha dimana generasi alpha lebih tertarik bermain gadget dibandingkan permainan tradisional anak di era sebelumnya,” bebernya.
Lalu apa itu budaya digital? Menurut Arif, budaya digital adalah dampak penggunaan teknologi digital, perkembangan digital membuat kehidupan manusia berubah dimana kebiasaan tersebut akhinya membentuk sebuah budaya.
“Perkembangan teknologi yang membuat pola hidup manusia berubah dengan platform-platform yang semakin banyak dan berkembang, begitupun dalam dunia Pendidikan, cara mengajr akan berubah dan harus menyesuaikan seiring berjalannnya waktu, seperti aplikasi bantu belajar online diantaranya, ruang guru, zenius, kelas pintar dan lain-lain,” ungkapnya.
============================