Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution menjawab pertanyaan sejumlah wartawan saat bersilaturahmi ke kantor PDI Perjuangan Kota Medan,Senin (16/3).Ist

medanToday.com,MEDAN – Suhu politik lokal terkait Pilkada Medan 2020 makin hangat. Apalagi dalam perkembangan terbaru, kandidat yang akan mengerucut menjadi bakal calon wali kota Medan sepertinya tinggal dua nama lagi, yakni Bobby Nasution dan Akhyar Nasution, selaku petahana.

Perkembangan terakhir dari narasi yang dibangun beberapa partai politik, jika tidak ada hal yang luar biasa, kemungkinan besar dua nama itu akan bertarung dalam Pilkada Medan 2020. Tinggal menunggu parpol pengusung dan calon wakil wali kota pendamping.

Yang menarik adalah menunggu siapa calon wakil wali kota yang akan mendampingi Bobby Nasution, yang banyak disebut-sebut berbagai kalangan memiliki peluang memenangkan pilkada kali ini.

Pengamat sosial politik yang juga Dekan FISIP UMSU, Arifin Saleh Siregar juga merasakan suhu politik pilkada yang semakin hangat.

Terkait sosok yang cocok untuk mendampingi Bobby Nasution sebagai calon wakil wali kota, ia memiliki beberapa indikator atau kriteria.

“Ini soal cocok ya. Bukan soal layak. Karena kalau soal layak, semua bakal calon wali kota yang sudah mendaftar ke berbagai partai politik sudah layak menjadi wakil wali kota. Nah, kalau soal cocok, belum tentu cocok semua. Ada beberapa indikator kecocokan yang harus dimiliki calon wakil dan itu tak terlepas dari posisi dan latar belakang Bobby Nasution sendiri,” ujar Arifin menjawab wartawan, Jumat (12/6) di Medan.

Menurutnya, beberapa indikator kecocokkan calon wakil wali kota untuk mendampingi Bobby Nasution adalah popularitas, latar belakang etnis, latar belakang profesi, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan modal sosial yang dimiliki.

“Dari nama-nama yang sudah mendaftar ke berbagai parpol, jika mengacu kepada indikator tersebut, maka saya melihat Sakhyan Asmara, Putrama Alkhairi, dan Maruli Siahaan cocok mendampingi Bobby Nasution untuk Pilkada Medan,” cetus Arifin.

Ada beberapa alasan, mengapa tiga nama ini cocok, yakni ketiga nama itu relatif lebih dikenal dari nama yang lain. Latar belakang suku mereka beda dengan Bobby. Sakhyan Melayu, Putrama Minang, Maruli Batak Toba.

Sakhyan berprofesi dosen dan pernah di birokrasi. Putrama sekarang menjabat sebagai Dirut PD Pembangunan Kota Medan. Maruli Siahaan mantan pejabat di kepolisian.

Jika harus menyebut satu nama dan disesuaikan dengan kebutuhan kota Medan, menurut analisis Arifin, yang lebih cocok itu Sakhyan Asmara.

Beberapa alasannya, selain faktor kesukuan tadi, Sakhyan Asmara yang sekarang tercatat sebagai dosen FISIP USU juga pernah malang melintang sebagai birokrat di berbagai instansi dari tingkat lokal hingga nasional dengan beragam jabatan. Ia pernah menjadi Kepala Biro Humas Pemprov Sumut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, Kepala Dinas Pendidikan Sumut.

Tamatan S1 UGM Jogja, S2 FISIP USU, dan S3 Doktor Kebijakan Publik Universitas Indonesia ini juga pernah menjabat Deputi Menpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda, staf ahli Kemenpora, dan Plt Sekretaris Kemenpora.

“Latar belakang sebagai dosen, birokrat, dan dengan pengalaman jabatan yang dimilikinya, Sakhyan diyakini akan bisa melengkapi keberadaan Bobby yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan pebisnis. Jika Bobby ingin mencari birokrat sebagai wakilnya, Sakhyan salah satu alternatif,” kata Arifin.

Di sisi lain, Sakhyan Asmara juga memiliki modal sosial yang cukup kuat. Selain dikenal sebagai salah satu tokoh melayu, ia juga aktif di organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, dan juga organisasi kemasyarakatan. Sakhyan juga memiliki jaringan di tingkat lokal hingga nasional.

Ia pernah menjadi Instruktur Kader HMI Cabang Yogyakarta, Pengurus KAHMI Nasional, Wakil Ketua KNPI Sumut, Ketua Harian Pemuda Pancasila, Wakil Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila, dan Pengurus PSSI Anggota Komisi Etika.

“Ini modal sosial yang kuat yang dimiliki Sakhyan dan akan sangat membantu Bobby,” ujar Arifin lagi.

Arifin juga yakin, Bobby dan timnya, parpol pengusung, lebih-lebih Joko Widodo, Presiden RI yang juga mertuanya akan sangat hati-hati dalam menetapkan dan memutuskan siapa calon wakil wali kota yang akan mendampinginya. Sebab, jika salah-salah pilih akan blunder dan sudah pasti bukan dukungan yang muncul.

“Makanya ini akan sangat menarik untuk ditunggu. Semua masih punya kans untuk menjadi wakilnya, termasuk juga sosok yang namanya belum muncul ke publik. Apalagi politik pilkada itu sangat dinamis dan perkembangannya bisa berubah hari per hari hingga last menit atau menit terakhir sebelum deadline pendaftaran,” pungkas Arifin.

=================