Medantoday.com, MEDAN – DirPam Obvit Polda Sumut Kombes Heri Subiansauri memiliki cara tersendiri untuk menikmati hidup. Sebagai seorang polisi, dirinya selalu mempunyai 6 cara berpikir untuk tetap dalam lingkaran bersyukur atas apa yang sudah ia dapatkan.

Enam cara itu, kata Heri Subiansauri, selalu berpikir positif untuk kemaslahatan umat, masyarakat, kemajuan organisasi, menjaga tutur kata sebagai orang yang bersyukur, berpikir kalau keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat dan berpikir harus mempunyai karya yang juga berguna bagi siapa saja.

“Saat ini saya menerapkan pola untuk berbagi dan menolong 99 orang dalam sehari. Alhamdulillah itu sudah berjalan,”katanya saat dihubungi melalui selular, Minggu (3/9/2017).

Ia mengatakan, berbagi itu tidak serta merta disangkut pautkan terhadap materi. Melainkan berbagi itu adalah memberikan sesuai kebutuhan dari orang yang memerlukan bantuan.

Untuk memiliki hidup sehat dan sejahtera tidak banyak yang harus dikorbankan, hanya saja kalau sudah melangkah ke arah untuk hidup sejahtera, siapa pun itu harus siap mengorbankan tenaga, waktu dan materi.

“Hanya tiga itu yang harus dikorbankan. Namun apabila kita sudah mengorbankan tiga poin itu untuk masyarakat, yakinlah, hati kita akan terasa tenang dan tentram. Selain itu, eksistensi kita juga akan terasa di mata semua orang terutama masyarakat,”ujarnya.

Orang nomor satu di Dir Pam Obvit ini selalu bisa bergaul dan bersosialisasi kepada siapa saja. Mulai dari pimpinan sampai kepada masyarakat dikalangan bawah.

“Tak mesti pandang bulu, cuma caranya saja yang harus dibedakan. Kalau kita berada di kalangan anggota, kita harus masuk ke lingkungan dan dunia mereka. Biar mereka tidak cangggung dengan keberadaan kita. Begitu juga sebaliknya apabila kita berada di lingkungan pimpinan. Satu hal yang harus ditekankan, sifat rendah hati harus sealu ada di dalam jiwa kita, biar dimana pun kita berada, selalu dirindukan apabila kita tidak sedang berada bersama mereka,”katanya.

Pria berkulit putih ini selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT kepada dirinya dan keluarga. Betapa tidak, jabatan yang ia emban sekarang tidak lain adalah hanya titipan semata yang suatu saat bisa diambil Allah dari dirinya.

“Tak perlu sombong apalagi bersikap angkuh. Kita ini manusia yang memerlukan orang lain, yang butuh keberadaan orang lain,”ujarnya.

Sehebat apapun kita, kata Heri Subiansauri, tidak akan bermakna atau diingat orang apabila hanya memikirkan kepentingan pribadi, padahal keberadaan manusia di bumi ini berada dalam lingkungan yang selalu berkelompok.

Hal itu, kata Heri, membuat dirinya dicintai 5 kelompok, yaitu dicintai atasan, dicintai teman, anak buah, masyarakat dan dicintai keluarga.

“Jadi kalau ketemu atasan, saya tetap berkontribusi dan melakukan tugas sebaik ataupun semaksimal mungkin,”katanya.

Ia mengaku dirinya melakukan hal ini sejak dirinya berpangkat Letnan Satu.

“Sampai sekarang saya terus memberi dalam arti sedekah kepada siapa saja. Penting saya niatkan sehari itu harus ada 99 orang yang saya bantu. Dulu dan sekarang tetap 99 orang, namun kadarnya berbeda. Sekarang malah lebih bagus sikap dan sifat saya dalam memberi ataupun membantu orang yang membutuhkan pertolongan,”ujarnya.

(fun/medantoday.com)