medanToday.com, CIAWI – Karena keisengannya, ulah pria ini membuat orang sekelilingnya kesal. Meski tak sampai berurusan dengan pihak berwajib, tapi ulahnya membuat orang lain kelimpungan.
Ya, gimana tidak kesal jika tiba-tiba pas mau merokok korek api atau yang sering disebut orang Medan dengan sebutan mancis, tiba-tiba menghilang.
Walaupun harganya hanya Rp 2 ribu per bijinya, mancis menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam kesehariannya.
Mulai dari keperluan sebagai alat bantu di di dapur hingga para parokok aktif pun sudah tidak asing lagi manfaat benda kecil ini.
Namun kepemilikan mancis ini menjadi sangat sensitif jika benda ini hilang begitu saja ketika hendak akan diperlukan.
Hilangnya mancis api dicuri oleh orang lain sudah menjadi rahasia umum dimana di masyarakat istilahnya kerap disebut ‘curancis’ atau pencurian mancir. Pelakunya pun sering disebut pelaku curancis atau maman (maling mancis).
Wartawan sempat berbincang dengan seseorang yang mengaku secara blak-blakan bahwa dirinya punya kebiasaan mengambil mancis orang lain untuk dibawa pulang dan dikumpulkan.
Pria ini sebut saja Maman (34), warga dari sebuah desa di kawasan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Uniknya, Maman mengaku tidak mengambil mancis dari warung atau pun penjual mancis lainnya.
Pria yang bekerja sebagai karyawan swasta ini mengaku hanya mencuri mancis dari kawannya yang justru sering ia temui hampir setiap hari untuk dikoleksi.
Mulai dari teman se-kantornya dan juga teman kumpulnya.
“Awalnya iseng, jahilin temen disembunyiin, suka kesel kan dia kalau mau pakai mancis tapi gak ada, terus koreknya kebawa ke rumah,” ujarnya, Senin (27/11/2017).
Ia akui hal tersebut kerap berulang hingga mancis pun terkumpul hingga puluhan bahkan lebih dari seratus mancis berhasil dia koleksi dan disimpan di rumahnya.
Kebiasan tersebut Maman akui dilakukan dengan cara mancis disembunyikan di dalam sepatu dan tempat-tempat lainnya selain saku baju, celana dan tas.
Kebiasaan itu ia akui berlanjut hingga 1 tahun lebih namun ia menolak jika dia harus disebut klepto.
“Di rumah udah banyak, dikit lagi jumlahnya 200 korek. Kalau klepto, enggak, saya mah enggak klepto, karena mancis teman saya ambil ketika dia lengah aja, gak setiap hari,” katanya.
Sementara itu menurut seorang warga lain asal Megamendung, Kabupaten Bogor, Usman (40), mengaku juga kerap kehilangan koreknya.
“Iya, saya juga suka hilang, pas nongkrong gitu, setiap mancis baru nih ya paling lama dipegang seminggu, padahal sudah saya awasi tapi tetep aja hilang disaat lengah gitu,” ungkapnya sembari tertawa.
Ia juga mengaku sempat menduga beberapa temannya yang mengambil koreknya itu, namun tidak pernah ada yang mengaku.
“Saya tahu pelakunya di antara teman-teman saya yang suka nongkrong, tapi saya tidak tahu siapa, gak ada yang ngaku kan, sejauh ini main tuduh-tuduhan aja sambil bercanda,” katanya.(mtd/min)
========================================================