medanToday.com,SIMALUNGUN – Mengisi kekosongan waktu ditengah menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Stafsus MenkumHAM, Bane Raja Manalu menyempatkan mengunjungi rumah tempatnya lahir dan dibesarkan di Tomuan Dolok,Kabupaten Simalungun,Sumut.
Setibanya di kampung halaman, memori masa lalu tokoh muda Pematangsiantar ini seakan kembali. Kenangan mengantarkan makan siang ke sawah untuk ibunya hingga saat-saat bersekolah SD dan SMP di Desa Saribujawa.
Dari rumah Ibunya boru Simanjuntak, Bane beranjak mengunjungi tempatnya bersekolah untuk bernostalgia masa kecilnya. Pertama,Bane mengunjungi tempatnya bersekolah Sekolah Dasar (SD) di Desa Saribujawa. Di SD tersebut, Bane menyempatkan mengitari areal sekolah, dan melihat bangunan ruang kelasnya dulu bersekolah kini sudah tidak ada lagi dan hanya tinggal puing-puing bangunan saja.
“Di sekolah (SD) ini saya ketua kelas dari kelas satu sampai kelas enam.Dan saat baris-berbaris selalu menjadi komandan upacara,” ungkap pendiri Bane Gas Komuniti (BAGAK) akan kenangan masa lalunya.
Usai melihat sekolah SD-nya, Bane pun melanjutkan mengunjungi sekolah SMP-nya di SMP Swasta Pembangunan di Desa Saribujawa.Di sekolah ini, Bane masuk melanjutkan sekolah pertengahan tahun di kelas 2 SMP dari tahun 1995 sampai 1996, setelah sebelumnya pindah dari Kota Siantar.
“Sekolah SMP paling keren tempat saya menimba ilmu sebelum melanjutkan pendidikan ke SMA 3 Siantar dan kuliah di Universitas Indonesia,” ungkap pria yang dibesarkan oleh sosok ibu seorang petani tersebut.
Bane, yang juga menjabat Komisaris di Waskita realty ini berharap SMP Swasta Pembangunan ini menjadi tempat para siswa di Desa Saribujawa untuk menimba ilmu.
“Kita bisa bersekolah dimana saja, di kampung maupun di kota.Terkesan bonafit ataupun tidak,kalau punya niat belajar cita-cita itu akan tercapai.Tapi dengan catatan dikerjakan, bukan hanya dalam angan-angan,”ungkapnya mengakhiri.
======================