medanToday.com, LANGKAT – Seorang pasien memviralkan Rumah Sakit Umum Tanjung Pura, Kabupaten Langkat di media sosial pada Senin (21/12). Sebab, di rumah sakit rujukan Covid-19 itu terjadi penumpukan pasien tanpa memperhatikan protokol kesehatan (Prokes).
Kepala Rumah Sakit Tanjung Pura dr Immanuel Pinem didampingi Kadis Kominfo Syahmadi menyampaikan, hal itu terjadi karena ada kesalahan teknis.
“Saat itu ada kesalahan teknis, hingga terjadi penumpukan pasien yang mengantri. Kini pelayanan di RSU Tanjung Pura sudah kembali normal dengan menerapkan Prokes sesuai imbauan pemerintah,” kata Immanuel Pinem di Stabat, seperti dilansir dari Antara, Jumat (25/12).
Kesalahan teknis disebabkan karena terjadi kerusakan jaringan internet. Bukti laporan kerusakan jaringan ada datanya. Selain itu, ada perbaikan ruang pelayanan BPJS.
Akibat kerusakan jaringan itu pendataan dilakukan secara manual dan hati–hati agar tidak ada kesalahan pada saat menginput data ke komputer, yang membuat pendataan peserta BPJS jadi lebih lambat.
“Sembari menunggu perbaikan, sistem kerjanya berbeda, kami pakai manual jadi membuat lebih lambat dibanding kerja komputerisasi yang pastinya lebih cepat,” sambungnya.
Sementara, Kadis Kominfo Syahmadi selaku Ketua Humas Satgas Covid-19 Langkat menyampaikan bahwa Pemkab dan unsur Forkopimda Langkat selalu menerapkan Prokes, termasuk RSU Tanjung Pura.
“Jadi terkait video itu, akibat kesalahan teknis, bukan unsur kesengajaan atau pembiaran,” katanya.
Terpisah, kejadian penumpukan pasien juga pernah ditemukan anggota DPRD Langkat Safii dari Partai Perindo saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Tanjung Pura bersama Sekretaris Perindo Langkat Zulkifli ST.
Safii langsung melihat dan menyaksikan pasien yang menumpuk tidak diawasi dengan ketat sesuai Prokes Covid-19 dan langsung menegur KTU rumah sakit tersebut.
Teguran dilakukan Safii setelah sebelumnya berkomunikasi dengan Direktur Rumah Sakit Tanjung Pura dr Immanuel Pinem melalui sambungan telepon dikarenakan yang bersangkutan sedang sakit. Ternyata kejadian serupa terulang lagi yaitu pasien di rumah sakit itu memposting penumpukan pasien tanpa menerapkan Prokes di media sosial. (mtd/min)