Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo. (Ist)

medanToday.com, JAKARTA – Kedisiplinan masyarakat mematuhui protokol kesehatan (Prokes) 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun mulai menurun. Hal ini menjadi faktor bertambahnya kasus aktif Covid-19 di tanah air.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, tingkat kedisiplinan masyarakat memakai masker sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 berangsur-angsur menurun mulai awal November lalu.

“Tingkat disiplin masyarakat di hampir semua daerah mengalami penurunan. Minggu pertama November tingkat akumulasi berada di kisaran 86,17 persen. Kemudian per minggu mengalami penurunan,” kata Doni dalam keterangannya di acara ‘Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi’ yang disiarkan melalui media daring di Jakarta, Kamis (24/12).

Menurut data yang dikantongi Ketua Satgas Nasional, tingkat disiplin dalam menjaga jarak dan menghindari kerumumunan juga turut mengalami penurunan setiap pekannya. Puncaknya, kata Doni, terjadi di 22 November yaitu berada di angka 53,57 persen.

“Awal atau 1 November angka kepatuhan itu 81,87 persen. Kemudian, 8 November 80,62 persen, lantas 15 November 80,15 persen. Puncak penurunan ini berada di 22 November yaitu 53,57 persen. Itu berada pada titik terendah,” ujar Ketua BNPB itu.

Doni menambahkan, pemerintah tidak dapat bekerja sendirian untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Perlu ada peran dari berbagai komponen terutama tokoh-tokoh non formal di setiap daerah, sehingga imbauan dan ajakan disiplin Prokes dapat diikuti oleh seluruh masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu ada kolaborasi dan gerakan yang masif di daerah yang melibatkan seluruh komponen. Terutama tokoh-tokoh non formal yang bisa memberikan efek pengaruh langsung kepada masyarakat,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Doni menegaskan bahwa kunci utama mencegah penularan virus Covid-19 hanya dengan disiplin Prokes 3M. Ia menyakini, apabila hal itu bisa diterapkan dengan baik maka penularan dapat dicegah dan angka kasus dapat diturunkan.

“Kalau kita sungguh-sungguh ingin mengurangi kasus, ya kuncinya cuma satu, yaitu disiplin. Tidak ada yang lain. Disiplin kepada Prokes,” jelasnya.

Mengapa disiplin Prokes 3M penting? Karena cara penularan Corona adalah melalui aeorosol yang kemudian masuk melalui hidung dan mulut manusia. Apabila seseorang tidak memakai masker dan menjaga jarak, maka berpotensi tertular dan menulari orang lain.

“Artinya ketika orang tidak menggunakan masker tidak menjaga jarak maka proses transmisinya akan sangat cepat,” sambung Doni.

Masih dikatakan Doni, seseorang yang sudah disiplin saja belum menjamin untuk tidak terpapar apabila yang bersangkutan tetap membiarkan orang-orang di sekitarnya abai terhadap Prokes.

“Tidak bisa sendirian. Harus bersama-sama. Tantangan ke depan bagaimana kita secara kolektif mengajak seluruh orang yang ada di sekitar agar mematuhi Prokes,” tegasnya.

Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut meskipun vaksin Covid-19 sudah ada, namun Prokes 3M adalah mutlak dan tetap harus dilakukan. Sebab, vaksin bukan jaminan seseorang dapat terbebas dari virus Corona.

“Tidak ada jaminan setelah vaksin diberikan kita akan terbebas, kalau kita tidak disiplin,” pungkasnya. (mtd/min)