medanToday.com – Terkadang orang sering mengaku-ngaku memiliki “gaydar” alias kemampuan untuk mendeteksi orientasi seksual seseorang, apakah si A itu “straight” atau si B sebenarnya “gay”.
Sebuah studi teranyar menunjukkan bahwa kemampuan mendeteksi orientasi seksual itu secara akurat bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) hanya dengan melihat wajah seseorang.
Peneliti di Universitas Stanford memanfaatkan AI untuk menentukan orientasi seksual pada lebih dari 35.000 foto wajah dan membandingkan hasilnya dengan jawaban manusia.
Dalam beberapa seri penelitian, terungkap bahwa fitur wajah pria dan wanita penyuka sesama jenis memiliki sedikit perbedaan, dan komputer ternyata lebih mampu menangkapnya dibanding mata manusia.
“Wajah ternyata mengandung banyak informasi tentang orientasi seksual yang bisa dimengerti dan dibaca oleh otak manusia,” tulis peneliti.
Menggunakan alogritma, software komputer mampu menentukan apakah seorang pria gay atau tidak dengan tingkat akurasi 81 persen. Sementara pada wanita, tingkat keakuratannya 71 persen.
Menurut peneliti, bagian wajah yang bisa menunjukkan orietansi seks pria adalah mata, hidung, alis, pipi, garis rambut, dan dagu. Sementara pada wanita ada di bagian hidung, sudut mulut, rambut, dan juga garis leher.
Orientasi seks seseorang ternyata tidak selalu sesuai dengan fitur feminin atau maskulin di wajah seseorang.
“Wajah pria gay atau wanita lesbian tidak selalu tipikal. Pria yang gay belum tentu wajahnya lebih feminin dibanding pria heteroseksual, atau wajahnya pasti lebih maskulin. Hal yang sama juga berlaku pada lesbian,” katanya.
Sebagai informasi, menurut teori hormon pranatal (masih di kandungan), ada kaitan antara orientasi seks dan struktur fisik wajah karena bayi laki-laki kurang terpapar hormon tertentu, sementara bayi wanita paparannya berlebihan.
Setelah komputer menebak orientasi seks foto-foto tersebut, kemudian peneliti membandingkannya dengan manusia. Hasilnya, manusia hanya bisa mendeteksi pria gay dengan tingkat akurasi 61 persen dan 54 persen untuk wanita.
Sebenarnya bukan hal aneh jika komputer mampu mendeteksi seksualitas manusia. Peneliti menjelaskan, komputer menggunakan jaringan saraf dalam (DNN) sehingga lebih baik dalam melakukan tugas visual. Studi sebelumnya bahkan menunjukkan AI bisa dipakai untuk mendeteksi kanker kulit secara akurat.(MTD/min)
==========================================================