Tidak Olahraga, Risiko Anda Kena Gagal Ginjal Bakal Meningkat

0
286
Selama ini, kita mengenal cuci darah dan transplantasi untuk mengobati gagal ginjal. Sementara ada alternatif lain penyembuhan yang dilakukan dengan terapi sel induk.(Shutterstock)
Selama ini, kita mengenal cuci darah dan transplantasi untuk mengobati gagal ginjal. Sementara ada alternatif lain penyembuhan yang dilakukan dengan terapi sel induk.(Shutterstock)

medanToday.com, BAUBAU – Pola gaya hidup yang tidak teratur, dapat berpotensi munculnya penyakit gagal ginjal kronis.

Hal ini diungkap seorang dokter spesialis penyakit dalam, Rumah Sakit Siloam Buton, Sulawesi Tenggara, Dr Edward J Thendiono SpPD, saat memberikan arahan dalam Media Gathering dengan tema Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Gagal Ginjal Kronis dengan Cuci Darah Teratur.

“Memang ada hubungan faktor gaya hidup yang tidak teratur, seperti suka makanan yang manis-manis dan berlebihan. Awal-awalnya mungkin tidak, namun bila dilakukan terus menerus dengan tidak melakukan aktivitas olah raga, ini bisa menjadi faktor utama untuk gagal ginjal,” kata Edward, Senin (30/10/2017).

Perilaku yang hidup makan yang manis dan tidak berolah raga bisa menyebabkan diabetes, atau asam urat dan hipertensi bisa memicupotensi penyakit gagal ginjal.

“Seperti asam urat yang bisa menyebabkan kerusakan struktur ginjal. Sehigga harus dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Ia memberikan tips cara mencegah penyakit gagal ginjal dengan cara meminum air putih yang cukup dan tidak berlebihan. Sehari untuk meminum air putih yakni sebanyak 6-7 gelas per hari.

“Harus kurangi faktor gaya hidup yang tidak teratur, hipertensi darah tinggi pemicu utama gagal ginjal. Atur pola hidup dan gaya kehidupan sendiri secara teratur dengan berolah raga,” ucap Edward.

Edward mengemukakan, untuk Indonesia, penyebab terjadinyapenyakit gagal ginjal adalah hipertensi, kemudian diikuti enyakit lainnya seperti diabetes, asam urat dan keturunan.

“Untuk penyakit gagal ginjal kronis, tidak ada obat yangdapat mengembalikan fungsi ginjal 100 persen. Oleh karena itu,lebih bagus melakukan pencegahan sejak dini daripada mengobati,” tutur Edward.

(mtd/min)