Ilustrasi. Int

medanToday.com,MEDAN – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kelahiran di Provinsi Sumatera Utara menurun. Penyebabnya, wanita di Sumut terlalu sibuk dan fokus terhadap pekerjaan dan pendidikannya.

Ketua Tim Statistik Sosial BPS Sumut, Azantaro, mencatat di usia 15-19 tahun, wanita lebih memilih untuk bekerja dan sekolah, ketimbang harus menikah dan punya anak.

“Wanita sekarang cenderung melanjutkan pendidikan maupun bekerja dibandingkan harus berkeluarga,” ungkap Azantaro, Senin (30/1/2023)

Azantaro menambahkan, saat ini tren angka kematian bayi di Sumut juga mengalami penurunan yakni 18 bayi yang belum mencapai usia tahun sudah meninggal dari setiap 1.000 kelahiran. Jumlah itu lebih sedikit dari LF SP2020 dan SF 2010 yakni 26 bayi yang meninggal dari 1.000 kelahiran.

Terkait tren penurunan ini, Azantaro menyebutkan bahwa tingginya tingkat imunisasi membuat banyak bayi bertahan hidup.

“Peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup,” ucapnya.

BPS sendiri mencatat pada hasil survei Long Form Sensus Penduduk (SP) 2020 tercatat 2,48. Artinya, setiap ibu akan melahirkan rata-rata 2 anak, menurun dibanding Long Form SP2010 yang tercatat sebesar 3,01.

Sementara itu, tren angka kelahiran berdasarkan umur ibu dalam rentang usia 15-19 tahun turun menjadi 21,32 dibanding SP 2010 sebesar 30,29.

Sementara itu, pada LF SP2020, angka kelahiran menurut umur ibu 25-29 tahun menjadi yang tertinggi sebesar 159,46.

=========================