Apa Bedanya Vaksin Sinovac dan Vaksin AstraZeneca ?

0
306
Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Ist)

medanToday.com,JAKARTA – Vaksin corona menjadi sesuatu yang saat ini benar-benar ditunggu kehadirannya. Bagaimana tidak, hadirnya vaksin corona dipercaya bisa menghentikan penyebaran virus corona. Kondisi seperti ini mendorong banyak perusahaan farmasi ternama untuk segera menemukan vaksin. Indonesia sendiri juga sudah mengantongi jenis vaksin corona dari dua perusahaan berbeda, yaitu Sinovac dan Astrazeneca. Lalu apa perbedaan antara vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca?

Seputar Vaksin AstraZeneca

Vaksin ini merupakan vaksin buatan perusahaan AstraZeneca dan Oxford. Dalam proyek pembuatan vaksin ini, pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana dukungan sebesar US$ 1,2 miliar. Jika uji klinis vaksin ini terbukti efektif maka pihak AstraZeneca bisa memasok dua miliar dosis.

Dalam percobaan uji klinis fase I dan II, tidak ditemukan adanya efek samping dari vaksin ini. Peneliti yang terlibat justru menemukan fakta jika vaksin ini bisa meningkatkan antibodi relawan terhadap virus Covid-19. Namun, uji klinis terhadap vaksin ini kemudian dihentikan dikarenakan ada seorang relawan merasakan peradangan yang dikenal dengan nama myelitis transversal.

Perbedaan Antara Vaksin Sinovac dan Vaksin AstraZeneca

  1. Vaksin Sinovac Telah Melewati Fase I dan II

Kusnandi Rusmil selaku Ketua Tim Riset Virus Corona menyatakan bahwa vaksin Sinovac telah melewati uji klinis fase I dan II. Data pada uji klinis tersebut membuktikan bahwa vaksin buatan China ini aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Uji klinis vaksin AstraZeneca yang untuk sementara dihentikan. Ketika disuntikkan pada manusia menimbulkan efek samping berupa gejala neurologis. Gejala ini berhubungan dengan gangguan inflasi langka pada tulang belakang atau disebut myelitis transversal. Virus yang dikembangkan oleh Universitas Oxford ini bermasalah karena berisi adenovirus dan virus Corona yang belum dilemahkan atau dimatikan.

  1. Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Menurut Kusnadi, laporan menyebutkan bahwa terdapat efek samping yang dirasakan oleh subjek atau relawan. Setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca, relawan mengeluhkan adanya efek samping. Hal yang terjadi ini disebut sebagai resiltransfersa.  Karena adanya efek samping, maka untuk sementara penggunaan vaksin AstraZeneca di stop.

Berbeda dengan vaksin Sinovac yang sampai saat ini tidak ada laporan efek samping serius selama uji klinis. Di Indonesia sendiri, relawan yang dijadikan sebagai subjek uji klinis fase III vaksin ini hanya beberapa mengalami keluhan. Namun keluhan tersebut tidak parah, hanya pada bekas suntikan.

  1. Vaksin Sinovac Harus Diberikan Beberapa Kali

Meskipun sudah dijamin aman, menurut Kusnadi bahwa vaksin yang berisi virus yang telah dimatikan harus disuntikkan pada subjek beberapa kali. Hal inilah yang menjadi kekurangan dari vaksin kerjasama Biofarma ini. Untuk membentuk antibodi atau imunogen di dalam tubuh subjek, vaksin harus diberikan beberapa kali dengan interval waktu yang telah ditentukan.

  1. 102 Peneliti Terlibat Uji Klinis Vaksin Sinovac

Menurut Kusnadi, uji klinis fase III vaksin Sinovac yang dilakukan di Indonesia melibatkan banyak peneliti. Setidaknya sampai saat ini terdapat 102 peneliti yang terlibat di dalamnya. Banyaknya peneliti yang terlibat bertujuan agar penelitian lebih cepat mendapatkan hasil. Apabila hasil uji klinis ini sesuai dengan harapan, maka sesegera mungkin akan digunakan secara luas untuk menghalau penyebaran virus Corona di masyarakat.

Besar harapan masyarakat maupun pemerintah supaya vaksin corona segera ditemukan. Jika vaksin sudah ditemukan dan bisa digunakan oleh masyarakat diharapkan penyebaran virus corona akan berhenti. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

Hadirnya aplikasi Halodoc sangat membantu masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan secara lengkap dan terpercaya. Bahkan Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter yang bisa menjawab keluhan kesehatan Anda. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui informasi perkembangan penanganan Covid-19 yang ada di Indonesia melalui aplikasi ini.

====================