Kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini
Melalui siaran Youtube RRI Net Official di Minggu (29/5), juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid, dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan bahwa trend grafik kasus Covid di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia sudah berada pada posisi yang bersiap menyusun strategi menghadapi transisi endemi ke depannya. Transisi endemi merupakan suatu proses dimana periode dari pandemi menuju ke arah endemi dengan sejumlah indikator, antara lain laju penularan harus kurang dari 1, angka positivity rate harus kurang dari 5%, tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5%, angka fatality rate harus kurang dari 3%, dan level PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1. Kondisi – kondisi ini harus terjadi dalam rentang waktu tertentu misalnya 6 bulan.
Dalam konteks kesiapaan perusahaan dalam menghadapi transisi endemi Covid-19, Pihak manajemen harus sudah mulai mempersiapkan strategi dan metode kerja yang tepat dan strategis.. Adapun, salah satu indikator suatu negara sudah layak untuk melakukan transisi menjadi endemi adalah ketika hampir semua orang memiliki kekebalan, karena telah tervaksinasi atau karena terinfeksi dan selamat. (Hadfield, 2022) Hendaknya para manajemen dan karyawan bisa lebih adaptif dalam mempersiapkan diri menghadapi dinamika lingkungan kerja yang semakin membutuhkan kemampuan terampil dan spesifik ditengah-tengah disrupsi teknologi saat ini. (Dwinda, 2021).
Misalnya, dalam menjaring intensi komunikasi langsung dengan konsumen, seorang marketer memerlukan keterampilan spefisik pemasaran digital sehingga dapat menjaring lebih banyak konsumen dan mendapatkan insight secara langsung untuk memberikan kebermanfaatan yang berkelanjutan kepada pelanggan. Oleh karena itu diperlukanlah inisiatif untuk dapat belajar dari perubahan kondisi Covid-19 dan tantangan global yang ada, agar setiap orang mampu untuk mengembangkan diri secara produktif, guna memberikan nilai dan kualitas kompetensi yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja sehari-hari.
Arti Penting Kinerja Karyawan
Berangkat dari konsepsi pengembangan organisasi (PO) yang merupakan proses mengelola pengetahuan, konsep, dan praktik perilaku organisasi secara efektif – suatu perusahaan harus dapat mempertimbangkan PO sebagai suatu kompetensi yang diperlukan oleh organisasi di masa yang akan datang. Pengembangan Organisasi ini bertujuan agar organisasi dapat mencapai objektifitasnya dan dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Strategi yang dapat dilakukan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawannya adalah dengan menerapkan beberapa elemen dari PO antara lain (Cummings, 1989) : a.) memfokuskan pengembangan sistem, b.) memfokuskan pada praktik dan ilmu mengenai behaviour, c.) memfokuskan pada perubahan yang fleksibel, d.) memfokuskan implementasi program jangka panjang dan e.) memfokuskan pada efektivitas organisasi sehingga organisasi dapat menjadi responsif terhadap kebutuhan kelompok.
Berikut beberapa Tips Meningkatkan Kinerja melalui pengembangan kemampuan 5K post-pandemic: (Stephanie, 2022)
- Kepemimpinan yang Visioner
Dengan menambahkan unsur “visioner” dalam kepemimpinan yang sedang dijalani, setiap karyawan akan menjadi tertantang untuk dapat memperdalam pengetahuan dan pemahaman ke depan — sehingga dapat menyimbangi transformasi yang ada. Dengan memiliki kemampuan leadership yang visioner, maka akan memudahkan relasi antara karyawan dan organisasi untuk mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan sekaligus menerapkan feedback dua arah sehingga kinerja karyawan pun dapat semakin terarah.
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Untuk meningkatkan kinerja, setiap karyawan perlu untuk mengantongi kemampuan berpikir kritis, jernih dan rasional dalam mengolah informasi sebelum mengambil keputusan. Kemampuan berpikir kritis ini akan mampu membuat karyawan semakin bekerja cepat, tepat dan berkualitas sehingga produktivitasnya pun dapat meningkat. Dengan kata lain, Semakin kritis seorang karyawan, semakin mereka dapat mengantisipasi resiko-resiko dan semakin kredibel pula lah keputusan yang akan diambil untuk peningkatan kinerja perusahaan.
3. Ketanggapan Teknologi
Selama masa pandemi, penggunaan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence, Augmented Reality, E-Learning, dan lain sebagainya – sudah sangat berkembang pesat. Namun memasuki transisi endemi tentunya peradaban akan terus maju karena berbagai sektor sudah merasakan manfaat dari kemudahan teknologi – dan semakin mendorong lebih banyak sektor untuk menciptakan kemudahan teknologi lainnya. Jika kita sudah tanggap terhadap teknologi maka kita akan lebih mudah melakukan analisa terhadap pekerjaan, lalu melihat permasalahannya dan mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Jadi sebagai pelaku bisnis dan pekerja bisnis kita harus bisa “melek” teknologi yang dibutuhkan untuk bisa tetap survive.
4. Kreativitas dan Inovasi
Memasuki kembali dunia “normal” tentu tidak sama lagi dengan “normal” saat sebelum pandemi. Walaupun rentang waktu yang terjadi hanya kurang lebih 2-3 tahun saja. Normal saat endemi ini akan melahirkan berbagai cara kerja baru yang akan digunakan oleh berbagai sektor. Untuk bisa menjadi unggul maka harus bisa menjadi orang yang menciptakan sesuatu yang “baru” yang akan digunakan banyak orang – mulai dari merancang cara kerja yang efektif melalui pemanfaatan sistem teknologi. Sebagai contoh, eksistensi e-commerce merupakan salah satu penemuan baru dalam menjawab masalah-masalah sosial yang sedang terjadi di masyarakat terlebih dalam melakukan bisnis online.
Menjadi kreatif dan inovatif akan membuat karyawan unggul dalam mencapai kinerja yang produktif. Disamping itu kreativitas dan inovasi yang diciptakan akan membuat kita menjadi karyawan yang disukai oleh team karena akan membuat seseorang akan terlihat lebih produktif dan unggul dari yang lainnya.
5. Keterampilan mengasah skill-gap
Dikarenakan semakin meningkatnya kompetisi antar kandidat, maka hal yang penting untuk dikembangkan memasuki transisi adalah investasi pada kemampuan yang beragam. Perusahaan akan melirik individu yang unik dan berbeda dari yang lainnya yang dapat memberikan value bagi perusahaan. Saat ini sebuah bisnis akan seperti “kaki gurita” yang merambat dan memiliki keterkaitan kesegala arah — mulai dari teknologi, relationship, social media, dimana diperlukannya skill khusus yang lebih spesifik untuk membuat perusahaan cepat bertumbuh.
Sebagai contoh, saat ini sedang trend posisi Data Analyst pada perusahaan start-up dengan kualifikasi memahami tools untuk dapat meriset, memantau dan memproyeksikan data untuk mencapai suatu informasi yang diperlukan demi proses pengambilan keputusan organisasi. Dengan menggali dan mengasah skill-gap tersebut, akan menjadi titik awal bagi individu untuk bisa menjawab tantangan efektifitas perusahaan dalam meningkatkan kinerja nya.
Jadi, apakah kamu sudah siap menjadi sumberdaya yang unggul memasuki era endemi? Berbagai hal pembekalan diri harus dipersiapkan mulai dari sekarang supaya nanti tidak jauh tertinggal. Mulai dari pembekalan diri, wawasan yang luas serta mencoba mempelajari bidang lain yang selama ini belum pernah kita lakukan.
===============
Penulis: Maruba Sihombing, Sonia Margaretha Marpaung, Elisabeth Siahaan – Mahasiswa dan Dosen Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
REFERENSI:
Cummings, G. &. (1989). Organization Development and Change, (4th edition). USA: West Publishing Company.
Dwinda, A. (2021, February). 8 Perubahan Tenaga Kerja di Masa Depan Akibat Pandemi. Retrieved from https://employers.glints.id/resources/8-perubahan-tenaga-kerja-di-masa-depan-akibat-pandemi/
Hadfield, A. (2022). From pandemic to endemic? Learning lessons from a global contagion. Journal of Chinese Economic and Business Studies. Retrieved from https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14765284.2021.2024486
Stephanie, L. (2022, March). 9 Skills You’ll Need to Succeed In a Post-Coronavirus Business World. Retrieved from https://www.topuniversities.com/student-info/careers-advice/9-skills-youll-need-succeed-post-coronavirus-business-world